Tampilkan postingan dengan label KONSEP. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KONSEP. Tampilkan semua postingan

Jumat, 15 November 2013

KONSEP STRES dan ADAPTASI



Perguruan Tinggi :akper yappi sragen


Oleh: Muhammad Sowwam, S.Kep.,Ns

1.        Definisi Stres
·         Sesuatu yang mengganggu keseimbangan tubuh karena adanya segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan jika tidak dapat diatasi dengan baik maka akan timbul  gangguan badan ataupun gangguan jiwa ( Ilmu Kedokteran Jiwa).
·         Ketegangan, tekanan dan beban mental (KBBI)
·         Suatu keadaan subjektif yang dicirikan oleh penghayatan secara sadar perasaan yang tidak menyenangkan, meregangkan, mencemaskan, mengkhawatirkan atau perasaan bahwa ada sesuatu yang salah, bahagia, malapetaka yang akan menimpa yang dirasakan/diakui secara sadar oleh individu walaupun ia mungkin tidak (selalu) mengetahui mengapa ia begitu (apa sumbernya) (Jacob, 1977).
·         Keadaan fungsional / mental tubuh yang terganggu karena faktor-faktor dari luar (Kamus Kedokteran)
·         Suatu keadaan nonspesifik yang meminta individu/seseorang untuk merespon atau ikut ambil bagian (Selye, 1976:Numerof 1983, Meivelt 1989,   Lindsary  Covier, 1986)
·         Stres sebagai suatu stimulus (Lyon Werner, 1987).
Merupakan suatu kejadian atau kumpulan keadaan yang menyebabkan suatu respon mengganggu yang meningkatkan kerentanan individu terhadap penyakit.
·         Stres sebagai suatu respon (Hans Selye, 1976)
Stres sebagai respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap tuntutan yang dibuat karena kebutuhan baik fisik maupun mental yang tidak terpenuhi.

2.      Sumber-sumber Stres
·         Biologis           : cacat tubuh, suhu badan, lapar, haus.
·         Psikologis        : marah, takut, cemas, pola pikir yang labil
·         Sosial               : pergaulan, interaksi
·         Spritual            : pengingkaran terhadap kekuasaan Tuhan
·         Mikrobiologi   : bakteri, kuman penyakit, virus.

 

3.      Tanda dan Gejala Stres


v                   Kardiovaskuler      : palpitasi, naiknya tekanan darah.
v                    Muskuler                      : kencang pada otot dengan atau tanpa tremor atau sakit   (sefalgi, nyeri pinggang).
v                    Gastrointestinal           : kerongkongan tersumbat, mual, rasa tidak enak di  lambung, diare.
v                    Respiratori                    : sesak nafas (hiperventilasi), rasa tercekik (dapat berakibat pusing/sinkop)
v                   Genitourinaria        : sering buang air kecil
v                   Aotonomik  : mulut kering (produksi saliva menurun), hiperhidrosis (badan, telapak tangan, kaki)
v                   Gejala stimulasi simpatis : gemetar, palpitasi, hiperhidrosis, muka pucat, sering BAK, sempit nafas, mulut terasa kering, tersangkut ketika menelan.
v                   Neuromuskuler      : ada gerakan tic / kedutan otot sadar, contoh : sudut mata), menggigit bibir atau jari tangan, tidak mantap duduk/berdiri, denyut jantung cepat dan konsumsi oksigen jantung meningkat menyebabkan nyeri otot dada
v                   Mental dan emosional        : pelupa, sulit konsentrasi, tidak peka perasaan, emosi labil, pemarah, mudah kesal, tersinggung, mudah takut, gangguan tidur, gangguan makan.
v                   Infeksi (imunitas turun)     : pilek, herpes, sariawan, pneumonia, bisul, jerawat, radang, amandel, infeksi saluran kencing.
v                   Seks reproduktif    : pada wanita mens tidak teratur/berhenti, pada pria : menurunnya spermatogenesis (hormon gonadotropik dan testosteron turun), premature ejaculation, impotensia.
v                   Gastrointestinal      : mual, muntah, konstipasi/sembelit, nafsu makan hilang, maag, diare dengan darah dan lendir yang banyak
v  Respiratorik                  : TBC kambuh, asma
v  Cepat tua                      : stres menahun (individu tampak lebih tua dari umurnya)
v  Psikiatrik                       : cemas, fobia, panik, depresi

4.      Respon terhadap stres
a.      Respon fisiologis
1)      LAS (Local Adaption Syndrom)
a.       Responnya lokal dan tidak melibatkan seluruh sistem tubuh.
b.      Respon adaptif berarti diperlukan stressor untuk menstimulasi
c.       Respon jangka pendek, tidak menetap
d.      Contoh : respon terhadap infeksi
2)      GAS (General Adaption Syndrom)
a.       Reaksi alarm : tubuh memberi peringatan (terjadi peningkatan hormon)
b.      Resistensi : tanda-tanda yang muncul pada reaksi alarm akan turun menjadi normal
c.       Exhaustion (kelelahan) : tubuh tidak menghasilkan energi untuk mempertahankan  homeostasis.
b.      Respon Psikologis
Berkaitan dengan kognitif/kejiwaan. Mekanisme koping yang muncul adalah
1)      Ego Defense Mechanism
a.       Kemampuan untuk mempertahankan diri
b.      Mencoba regresi/kembali pada masa lalu
c.       Substitusi : mengalihkan ke orang lain

2)      Task Behavior
a.       Mencoba menyelesaikan masalah

5.      Respon fisiologis terhadap stres
·         Jika stres dapat dipecahkan dengan segera maka respon darurat menghilang dan keadaan fisiologis kembali menjadi normal. Jika terus terjadi maka timbul  respon internal lain saat berupaya beradaptasi dengan stres normal. Jika terus terjadi maka timbul respon internal  lain saat berupaya beradaptasi dengan stressor kronis.
·         Respon fight or flight
Situasi stres mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua sistem neuroendokrin yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal.
1.      Sistem saraf simpatis berespon terhadap impuls saraf dari hipotalamus
2.      Mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada dibawah pengendaliannya. Sebagai contoh ia meningkatkan kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil.
3.      Sistem saraf simpatis menberikan sinyal ke medula adrenal.
4.      Untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah
5.      Sistem kortek adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF, suatu zat kimia yang bekerja pada kelenjar hipofisis yang terletak tepat di bawah hipotalamus.
6.      Kelenjar Hipofisis selanjutnya mensekresikan hormon ACTH yang dibawa melalui aliran darah ke korteks adrenal.
7.      Dimana ia menstimulasi pelepasan sekelompok hormon termasuk kortisol yang meregulasikadar gula darah.
8.      ACTH juga memberikan sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30 hormon. Efek kombinasi berbagai hormon stres yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas neural cabang simpatik dari sistem saraf otonomik berperan dalam respon fight or flight.

6.      Koping
a.       Usaha kognitif dan tingkah laku  untuk mengatasi tuntutan spesifik yang berasal dari internal maupun eksternal ( Lazarus & Folkman, 1991).
b.      Proses yang digunakan seseorang untuk menangani stres (Pengatar Psikologi)
c.       Kegiatan memadukan persepsi gambaran diri dan pembenaran yang diikuti oleh aktivitas serta tingkah laku yang bermotivasi (Weissman).
d.      Aktivitas kognitif dan motorik seseorang yang sakit, berupapersiapan dan integritasfisik untuk menutupi fungsi refersibel yang rusak dan fungsi yang hilang.(Lipowski)

7.      Mekanisme Koping
Adalah tindakan diluar kesadaran manusia yang melindungi seseorang dalam melawan kecemasan.

8.      Bentuk-bentuk Koping
a.       Strategi berfokus masalah
Orang dapat memfokuskan masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi sambil menemukan cara untuk mengubahnya atau menghindarinya . contoh : negosiasi, konfrontrasi, memintasaran, mencari pemecahan masalah.
b.      Strategi berfokus pada kognitif
Seseorang akan mencoba mengkontrol sumber masalah dan menguranginya. Contoh: membandingkan dengan positif, selective ignorance, substitution of reward, devolution of desired object.
c.       Strategi berfokus pada emosi.
Seseorang berkonsentrasi untuk mengendalikan emosi penyebab stres. Contoh : penyangkalan, penolakan.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     

 

9.      Pengkajian

   Pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami stres meliputi:
1.      Riwayat penyakit ( Dahulu, Sekarang, Keluarga)
2.      Pemeriksaan fisik yang mengindikasikan stres (perubahan berat badan, kecemasan) atau stres yang berhubungan dengan masalah kesehatan (hipertensi, dispnea)

10. Diagnosa Keperawatan

Cemas : perasaan tidak tenang, tegang dan dibangkitkan system saraf otonom.

11. Prinsip penanganan Stres

v  Pengetahuan : pemahaman klien tentang stressor.
v  Koping strategi efektif : Keefektifan  strategi koping dan keinginan  mempelajari teknik manajemen stres yang baru.
v  Kemampuan self care : kemampuan fisik, emosional, sosial, dan finansial untuk meminimalkan stres.
v  Peran yang diharapkan : persepsi klien tentang kebutuhan kembali kepada prioritas peran.

12. Intervensi keperawatan

Meminimalkan stres dan cemas

1.      Bantu klien untuk:
v  Menggambarkan situasi yang menyebabkan cemas dan identifikasi tanda-tanda kecemasan
v  Menceritakan perasaan, persepsi, dan rasa takut jika perlu.
v  Mengidentifikasi kekuatan personal.
v  Mengidentifikasi support sistem
2.      Dengarkan dengan penuh perhatian, coba pahami cara klien memandang masalahnya.
3.      Bangun situasi yang hangat dan saling percaya, rasa empati.
4.      Berikan informasi yang lengkap yang diperlukan sebelum dilakukan tindakan keperawatan atau medis.
5.      Dukung klien untuk  ikut berpadrtisipasi dalam rencana perawatan.
6.      Bantu klien mengenal koping yang biasa dilakukan dan membedakan antara mekanisme koping yang positif dan negatif.
7.      Bantu klien mengidentifikasi strategi baru menghadapi stres (ct: exercise, massage, teknik relaksasi).

13. Macam – macam stressor :
v  Krisis : perubahan atau peristiwa yang timbul mendadak dan mengguncangkan keseimbangan seseorang di luar jangkauanpenyesuaiansehari-hari.
v  Frustasi : kegagalan dalam usaha pemuasan kebutuhan/dorongan naluri sehingga timbul kekecewaan.
v  konflik : pertentangan antara dua keinginan/dorongan.
v  cemas : suatu kondisi yang tidak menyenangkan yang dicirikan oleh perasaan tegang, khawatir yang subjektif terhadap objek yang tidakspesifik yang dibangkitkan oleh saraf  otonom.
v  takut :  suatu kondisi yang tidak menyenangkan yang dicirikan oleh perasaan tegang, khawatir yang subjektif terhadap objek yang spesifikdan dapat digambarkan.

KONSEP MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL



Posted by : Intan Nur K

KONSEP MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL
Bu Septy Nur Aini


Kenapa Perlu suatu metode /  model system ?

Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional

Model pelayanan untuk memberikan asuhan kepada masyarakat secara optimal yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Jenis MAKP :
-          Fungsional
-          Case method
-          Team, modular, alokasi pasien
-          Primer
-          Case management
-          Mpkp
METODE FUNGSIONAL


Keuntungan :
a.       Trampil untuk tugas tertentu
b.      Mudah memperoleh “kepuasan kerja” tugas selesai
c.       Efisiensi, pembagian tugas jelas sehingga pengawasan baik
d.      Baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
Kerugian :
a.       Yankep terpilah-pilah
b.      Proses keperawatn sulit dilaksanakan
c.       Selesai tugas perawat cenderung melakukan tugas non keperawatan
d.      Perawat hanya melihat tugas sebagai ketrampilan semata
e.       Pasien tidak merasa puas
Hal yang harus di pertimbangkan :
a.       Pendekatan fungsional yang lebih menekankan teknik procedural, tidak memperhatikan keberadaan klien secara utuh dan unik
b.      Pelayanan terfragmentasi, kesinambungan asuhan tidak terjamin
c.       Ada kemungkinan, jenis tugas tertentu tidak teridentifikasi sehingga luput dari perhatian staf

Contoh Video RolePlay : KLIK DISINI


METODE KASUS
CASE METHOD-TOTAL CARE

Berpusat pada klien/pasien
      Perawat bertanggung jawab untuk melakukan asuhan secara komprehensif terhadap satu atau sekelompok pasien pada shift dinas tertentu
      Secara konsisten pasien dilayani oleh perawat yang sama pada satu periode/ shift dinas. Pasien dirawat perawat yang berbed pada tiap shift dan tidak ada jaminan di rawat oleh perawat yang sama hari beriktnya.
      Dibutuhkan level kompetensi yang tinggi dari pelaksana asuhan
      Biasanya untuk ruang isolasi dan intensive care (rasio perawat : pasein ->1:1)

Case Method of Patient Care For An 8-Hour Shift

Keuntungan :
a.       Perawat lebih memahami kasus per kasus
b.      System evaluasi dan manajerial lebih mudah
Kerugian :
a.       Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab
b.      Perlu tenaga cukup banyak dengan kemampuan dasar yang sama

Contoh Video Roleplay : KLIK DISINI

METODE TIM
TEAM NURSING
Team Nursing :
Prinsip
-          Suatu model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu tim terhadap satu atau sekelompok klien / pasien
-          Team dipimpin oleh seorang perawat secara kilns kompeten, mempunyai kemampuan yang baik dalam komunikasi, ,engorganisasi, dan memimpin
-          Semua anggota tim harus paham terhadap permasalahan klien – intervensi dan dampaknya-karenanya dibutuhkan case conference secara periodic dan berkesinambungan.

Tanggung Jawab Ketua Tim
-          Membuat perancanaan
-          Membuat penugasan, supervise dan evaluasi
-          Mengenal kondisi pasien dan menilai kebutuha pasien
-          Mengembangkan kemampuan anggota
-          Menyelenggarakan konferensi
Tanggung Jawab Kepala Ruang
-          Perncanaan
+ Menunjuk ketua tim
+ membuat penjadwalan
-          Pengorganisasian
+ mengatur logistic
+ penjadwalan dan delegasi
-          Pengarahan
-          Pengawasan
Metode Alokasi Pasien
  Merupakan aplikasi metode tim
-          Sekelompok perawat apapun kualifikasinya dengan pengetahuan dan keterampilan bervariasi bertugas merawat sekelompok klien dengan tingkat ketergantungan yang bervariasi pula
Modular
Perawat professional dan vokasional bekerjasama untuk merawat sekelompok klien dari mulai masuk ruang rawat hingga pulang (tanggung jawab total)
Metode ini juga memerlukan perawat yang berpengetahuan luas dan terampil , kemampuan kepemimpinaan baik
2-3 perawat untuk 8-12 klien
Keuntungan dan kerugian = gabngan tim dan primer, namun biaya lebih rendah dari pada primer

Contoh Video Roleplay : KLIK DISINI

METODE PRIMER
PRIMARY NURSING

-          Tenaga kep professional -> 4-5 klien
-          Bertanggung jawab terhadap kondisi klien, semua kebutuhan dan koordinasi dg tim kesehatan lain
-          Bertanggung jawab mulai tim klien masuk sampai pulang
-          Pada saat tidak bertugas PN lain bertindak sbg associate PN yg libur/tdk jaga




Tanggung jawab perawat primer :
-          Mengkaji secara komprehensif
-          Membuat tujuan dan perencanaan
-          Melaksanakan rencana
-          Komunikasi dan koordinasi
-          Evaluasi pencapaian
-          Menyiapkan penyuluhan pulang
-          Melakukan rujuakan
-          Membuat jadwal perjanjian klinis
-          Kunjungan rumah
Tanggung jawab Kepala Ruang
-          Konsultan
-          Orientasi dan rencana karyawan baru
-          Membuat jadwal dinas
-          Evaluasi kerja
-          Rencana pengembangan staf



Contoh Video RolePlay : KLIK DISINI

METODE MANAJEMEN KASU
CASE MANAGEMENT

-          Integrasi layanan kesehatan untuk klien/pasien secara individu atau kelompok
-          Team multidisiplin - >tanggung jawab secara kolaboratf dalam :
- kajian kebutuhan klien
-menetapkan rencana tindakan – implementasi - evaluasi
Dari saat pasien diterima, dirujuk dan atau di pulangkan

CASE MANAGEMENT
Diperlukan :
1.      Case manager
Untuk menjalankan fungsi koordinasi dan kolaborasi
2.      Critical / clinical pathway
Paduan alur penanganan pasien secara terintegrasi
Mis : CP pasien dengan gaduh gelisah etc