Posted by :Intan Nur K
Tugas : Bu Septy
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN PERTUKARAN OKSIGEN
Disusun oleh :
Nama : Intan Nur Khasanah
Nim : 13021
AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI SRAGEN
2014
A.
PENGERTIAN OKSIGENASI
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke
dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan
tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai
hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan
CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup
bermakna terhadap aktifitas sel.
(Wahit Iqbal Mubarak, 2007).
(Wahit Iqbal Mubarak, 2007).
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur
vital dalam proses metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh
sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2
ruangan setiap kali bernapas.
(Tarwanto Wartonah, 2006).
(Tarwanto Wartonah, 2006).
B.
ANATOMI FISIOLOGI PERNAFASAN
Stuktur Anatomi Sistem Pernafasan meliputi :
1. Sistem pernafasan Atas
1. Sistem pernafasan Atas
-
Hidung
Pada
hidung udara yang masuk akan mengalami penyaringan, humidifikasi, dan
penghangatan.
-
Faring
Faring
merupakan saluran yang terbagi dua untuk udara dan makanan. Faring terdiri atas
nasofaring dan orofaring yang kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi
menangkap dan dan menghancurkan kuman pathogen yang masuk bersama udara.
-
Laring
Laring
merupakan struktur yang merupai tulang rawan yang bisa disebut jakun. Selain
berperan sebagai penghasil suara, laring juga berfungsi mempertahankan
kepatenan dan melindungi jalan nafas bawah dari air dan makanan yang masuk.
2.
Sistem pernafasan Bawah
-
Trakea
Trakea
merupakan pipa membran yang dikosongkan oleh cincin kartilago yang
menghubungkan laring dan bronkus utama kanan dan kiri.
-
Paru
Paru-paru
ada dua buah teletak di sebelah kanan dan kiri. Masing-masing paru terdiri atas
beberapa lobus (paru kanan 3 lobus dan paru kiri 2 lobus) dan dipasok oleh satu
bronkus. Jaringan-jaringn paru sendiri terdiri atas serangkain jalan nafas yang
bercabang-cabang, yaitu alveoulus, pembuluh darah paru, dan jaringan ikat
elastic. Permukaan luar paru-paru dilapisi oleh dua lapis pelindung yang
disebut pleura. Pleura pariental membatasi torak dan permukaan diafragma,
sedangkan pleura visceral membatasi permukaan luar paru. Diantara kedua lapisan
tersebut terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas guna mencegah
gerakan friksi selama bernafas.
FISIOLOGI PERNAFASAN
Peristiwa bernafas terdiri dari 2 bagian:
1.
Menghirup
udara (inpirasi)
Inspirasi
adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran pernapasan
sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih besar
tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
2.
Menghembuskan
udara (ekspirasi)
ekspirasi
adalah suatu gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses
ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada
naik/lebih besar.
Proses
pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
a.
Ventilasi
Merupakan
proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli
ke atmosfer.
b. Difusi
Difusi
gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapile
r
paru-paru dan CO² dari kapiler ke alveoli.
c. Transportasi
Transfortasi
gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh dan CO²
jaringan tubuh ke kaviler.
C.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OKSIGENASI
1. Tahap Perkembangan
Saat
lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya
berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan
nafas yang pendek.
2.
Lingkungan
Ketinggian,
panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin
rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai
akibatnya, individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung
yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
3.
Lifestyle
Aktifitas
dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut
jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh.
4. Status Kesehatan
Pada
orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem
kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel
tubuh.
5.
Narkotika
Narkotika
seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi
pusat pernapasan dimedula.
6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Terganggunya
fungsi pernapasan dapat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi :
a. Pergerakan
udara ke dalam atau keluar paru
b. Difusi
oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
c. Transpor
oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.
7.
Perubahan pola nafas
Pernapasan yang
normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit
perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang
terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut
jantung meningkat.
8.
Obstruksi
jalan napas
Obstruksi jalan
napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat
terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh
kebelakang (otrhopharing). Obstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan
adanya suara mengorok yang terdengar selama proses inhalasi (inspirasi).
D.
MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI
RESPIRASI
1. Hypoxia
Merupakan
kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke
jaringan.
2. Hyperventilasi
/ Hyperventilasi
Elveoli
Jumlah udara
dalam paru berlebihan karena jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan
tubuh, yang berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih dari yang
diproduksi → menyebabkan peningkatan rata – rata dan kedalaman pernafasan.
3. Hypoventilasi
Ketidak cukupan
ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan
dalam aliran darah.
4.
Cheyne Stokes
Bertambah dan
berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat dalam, lambat dan
akhirnya diikuti periode apnea, gagal jantung kongestif, dan overdosis obat.
Terjadi dalam keadaan dalam fisiologis maupun pathologis.
5.
Kussmaul’s (
hyperventilasi )
Peningkatan
kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per menit. Dijumpai pada
asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.
6.
Apneu
Henti nafas ,
pada gangguan sistem saraf pusat
7.
Biot’s
Nafas dangkal.
Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan bernafas disebut
dyspnea.
E.
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :
Umur pasien bisa menunjukkan tahap
perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan
pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap
terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap
pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.
2.
Keluhan utama dan riwayat keluhan utama
(PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling
dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian
tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST
(Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)
3. Riwayat
perkembangan
a. Neonatus
: 30 - 60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt
c. Anak : 20 -
25 x/mnt
d. Dewasa : 15 - 20
x/mnt
e. Dewasa tua :
volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
4. Riwayat kesehatan
keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota
keluarga yang mengalami masalah / penyakit yang sama.
5. Riwayat
sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan
keluarganya, misalnya : merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan,
faktor-faktor alergen dll.
6. Riwayat
psikologis
Disini perawat perlu mengetahui tentang :
Perilaku / tanggapan klien terhadap
masalahnya/penyakitnya
Pengaruh sakit terhadap cara hidup
Perasaan klien terhadap sakit dan therapi
Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit
dan therapi
7. Riwayat spiritual
8. Pemeriksaan fisik
a. Hidung dan
sinus
Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi,
mukosa (warna, bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
b. Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
c. Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien,
letakkan jari tengah
pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke
bawah dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.
Thoraks
Inspeksi :
1) Postur, bervariasi misalnya pasien
dengan masalah pernapasan kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas.
2) Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang
dewasa. Dada bayi berbentuk bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior
sama dengan diameter tranversal (1:1). Pada orang dewasa
perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal adalah (1 : 2)
3) Pola napas
3) Pola napas
4) Kaji volume pernapasan
5) Kaji sifat pernapasan
6) Kaji ritme/irama pernapasan yang secara normal
7) Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien
8) Perlu juga dikaji bunyi napas
9) Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya
10) Status sirkulasi
11) Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien
Palpasi
:
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa,
peradangan, kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Nafas Berhubungan Dengan:
-
Sekresi
kental/belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik atau influenza.
-
Imobilitas
statis sekresi dan batuk tidak efektif
-
Sumbatan
jalan nafas karena benda asing
2. Pola Nafas Tidak Efektif Berhubungan Dengan:
-
Lemahnya
otot pernafasan
-
Penurunan
ekspansi paru
3. Gangguan Pertukaran Oksigen Berhubungan Dengan:
-
Perubahan
suplai oksigen
-
Obstruksi
saluran nafas
-
Adanya
penumpukan cairan dalam paru
-
Edema
paru.
PERENCANAAN INTERVENSI
Dx 1: bersihan jalan nafas tidak efektif
Tujuan:
bersihan jalan nafas efektif
Kreteria
hasil:
-
Menunjukkan
jalan nafas bersih
-
Suara
nafas normal tanpa suara tambahan
-
Tidak
ada penggunaan otot bantu nafas
-
Mampu
melakukan perbaikan bersihan jalan nafas
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
-Auskultasi
dada untuk karakter bunyi nafas dan adanya secret. Pantau TTV
-Terapi
inhalasi dan latihan pernafasan dalam dan batuk efektif
-Catat
adanya derajat dispnea, geliasah, distres pernafasan, dan penggunaan otot
bantu nafas
-Anjurkan
intake cairan 3000cc/hari jika tidak ada kontraindikasi
-Beri
posisi yang nyaman seperti posisi semi fowler
-Kolaborasi
humidikasi tambahan ( nebulizer ) dan terapi oksigen
|
-Pernafasan
mengi, rochi, wheezing menunjukkan tertahannya secret obstruksi jalan nafas
-Untuk
memudahkan pernafasan dan membantu mengeluarkan secret
-Disfungsi pernafasan adalah variable yang tergantung pada tahap
proses kronis selain proses akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit
-Membantu
mengencerkan secret
-Memungkinkan
ekspansi paru maksimal
-Kelembapan
mempermudah pengeluaran dan mencegah pembentukan mucus tebal pada bronkus dan
membantu pernafasan
|
Dx 2: pola nafas tidak efektif
Tujuan:
pola nafas efektif
Kreteria
hasil:
-
Menunjukkkan
pola nafas efektif dengan frekuensi nafas 16-20 kali/menit dan irama teratur
-
Mampu
menunjukkan perilaku peningkatan fungsi paru
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
-Kaji
frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan
termasuk penggunaan otot bantu
-Tinggikan
kepala dan bantu mengubah posisi. Ambulasi pasien sesegera mungkin
-Berikan
HE tentang gaya hidup sehat,
teknik
bernafas, dan relaksasi
-Delegatif
dalam pemberian pengobatan
|
-Kecepatan
pernafasan meningkatkan dispnea dan terjadi peningkatan kerja nafas,
kedalaman nafas bervariasi tergantung derajat gagal nafas. Ekspansi dada
-Duduk
tinggi memungkinkan ekpansi paru dan memudahkan pernafasan
-HE
dapat member pengetahuan pada pasien tentang faktor yang terkait dengan
posisinya
-Pengobatan
mempercepat penyembuhan dan memperbaiki pola nafas
|
Dx 3: Gangguan Pertukaran Oksigen
Tujuan:
mempertahankan pertukaran gas
Kreteria
hasil:
-
Menunjukkan
perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
-
Tidak ada gejala distres pernafasan
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
- Catat frekuensi, kedalaman, dan kemudahan dalam bernafas
-Selidiki kegelisahan dan perubahan mental atau tingkat
kesadaran
-Berikan terapi oksigen melalui nasal, masker parsial
|
-Peningkatan kerja nafas dapat menunjukkan peningkatan konsumsi
oksigen
-Dapat menunjukkan peningkatan hipoksia atau komplikasi
-Memaksimalkan sediaan oksigen khususnya ventilasi menurun
|
IMPLEMENTASI
Impementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana tindakan keperawatan
-
Mandiri:
aktivitas perawat yang didasarkan pada kemampuan sendiri dan bukan merupakan
petunjuk/perintah dari petugas kesehatan
-
Delegatif:
tindakan keperawatan atas intruksi yang diberikan oleh petugas kesehatan yang
berwenang
-
Kolaboratif:
tindakan perawat dan petugas kesehatan yang lain dimana didasarkan atas
keputusan bersama.
EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak,
Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi
dalam
praktek. Jakarta: EGC.
Nanda.
2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: EGC.
Tarwanto,
Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Edisi 3.
Salemba:Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar