TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON
Di bimbing oleh
:
Warti Ningsih, S.Kep, Ns
Disusun oleh :
1. Anis Agustiyani
2. Erlisa Febria R
3. Galuh Fafuan
4. Intan Nur K
5. Juwanti Prasetya M
6. Mega Veronika W
7. Nanda
8. Novia
9. Reni Anggraini
10. Suradi
11. Tinta Anggraini
12. Wardi
Warti Ningsih, S.Kep, Ns
Disusun oleh :
1. Anis Agustiyani
2. Erlisa Febria R
3. Galuh Fafuan
4. Intan Nur K
5. Juwanti Prasetya M
6. Mega Veronika W
7. Nanda
8. Novia
9. Reni Anggraini
10. Suradi
11. Tinta Anggraini
12. Wardi
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Di dunia, kesehatan merupakan hal
yang mutlak untuk dimiliki oleh setiap manusia. Oleh sebab itu maka
didirikanlah sebuah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)
adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai koordinator kesehatan umum
internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO didirikan oleh PBB pada 7
April 1948. Direktur Jendral sekarang adalah Margaret Chan menjabat mulai 8
November 2006. Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat
mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang
positif (Edelman dan Mandle. 1994) : Memperhatikan individu sebagai sebuah
sistem yang menyeluruh, memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan
internal dan eksternal, dan penghargaan terhadap pentingnya peran individu
dalam hidup. Tidak hanya organisasi kesehatan saja didirikan untuk memajukan
kesehatan maka butuhlah tenaga atau profesi keperawatan sehingga profesi
keperawatan berkembang karena tuntutan masyarakat serta kebutuhan keperawatan
kesehatan dan kebijakan. Keperawatan berespons dan beradaptasi terhadap
perubahan, memenuhi tantangan baru yang timbul.
Keperawatan sebagai bagian intergral
dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan
kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga
kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik
terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif,
berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan
kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan
memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat
diterima oleh masyarakat dengan baik.
Profesi keperawatan
adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat
harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan. Konsep
adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori
adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari
fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara
langsung.
Yang dimaksud Teori
Keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan
fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam
menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.
Watson (1979)
Tujuan Keperawatan: Untuk meningkatkan kesehatan, mengembangkan klien pada
kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan (Marriner-Torney, 1994)
Kerangka
Kerja Praktik: Teori ini mencakup filosofi dan
ilmu tentang caring; caring merupakan proses interpersonal yang terdiri dari
intervensi yang menghasilkan pemenuhan kebutuhan manusia (Torres, 1986)
TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON
A. Manusia
sebagai Fokus Sentral Keperawatan
Filosofi
Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk
mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek
humanistik dari kehidupan (Watson 1979; Marriner-Tomey, 1994). Tindakan
keperawatan mengacu langsung pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan
perilaku manusia. Keperawatan memperhatikan peningkatan dan mengembalikan
kesehatan serta penegahan penyakit.
Model
Watson di bentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi
klien dalam mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan
dengan proses perawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan perawat yang
memahami perilaku dan respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual
ataupun potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana respons terhadap orang lain
dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus
pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu perawat juga memberikan kenyamanan
pada perhatian serta empati pada klien dan keluarganya.
Menurut
Watson, Asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yag digunakan
oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (A. Azis Alimul
Hidayat 2002).
Keperawatan
sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan
keperawatan. Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan
pengetahuan empiris dengan estetia, humanities dan kiat/art (Watson,1985).
Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan
pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti dinyatakan oleh Watson
(1985) " human care is the heart of nursing".
Dalam
pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fully
functional integrated self. Dalam konsep holism ini, manusia dilihat
sebagai sosok yang utuh, ….."the human is viewed as greater than, and
different from, the sum of his or her parts …. (Watson,1985:14) yang
bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri seorang manusia, secara
bersama-sama berfungsi dan berespon untuk mewujudkan keutuhannya. Karena
keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga
diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi
dengan manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, berkesinambungan dan itu
semua penting untuk perkembangan personalnya. Pandangan dasar tentang manusia
ini, yang dalam paradigma keperawatan merupakan fokus sentral pada saatnya
memberi arah pada eksplorasi tentang human science , human responses
(to health and illness) dan human care serta menuntun perawat
untuk memahami dan memperlakukan manusia lain (klien) secara utuh, unik dan
manusiawi.
Jean
Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada
unsur teori kemanusiaan. Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki
empat cabang kebutuhan yang saling berhubungan, diantaraanya:
1. Kebutuhan
Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang
meliputi kebutuhan Makan dan Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan
Ventilasi
2. Kebutuhan
Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Fungsional) yang
meliputi Kebutuhan Aktifitas dan Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.
3. Kebutuhan
dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang
meliputi Kebutuhan untuk Berprestasi dan Berorganisasi
4. Kebutuhan
dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk Pengembangan)
yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Skema
Kebutuhan Dasar menurut J.Watson :
Berdasarkan 4 kebutuhan tersebut,
Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki
bermacam-macam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan manusia
seharusnya dalam keadaan sejahtera, baik fisik, mental, dan spiritual karena
sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk
mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status
kesehatan, mencaegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan
penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
B. Sehat
Dan Kesehatan
Watson (1985:48) menyatakan "
sehat sebagai unity and harmony within the mind,body and soul. Its also
associated with the degree of congruence between the self as perceived and the
self as experienced, such a viewed of health focuses on the entire nature of
the individual in his or her physical, social, esthetic and moral realms-instead
of just certain aspects oh human behavior and physiology."
Definisi tersebut mengungkap bahwa sehat
merupakan kondisi yang utuh dan selaras antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini
berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri
yang diwujudkan.
Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal yang bersifat fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku dan fisiologi manusia semata.
Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal yang bersifat fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku dan fisiologi manusia semata.
Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip antara lain :
1) Sehat
menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional,
yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang
mempengaruhi.
2) Kondisi
sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi.
3) Kondisi
sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
4) Sehat
tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu,
tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada
lingkungan yang dinamis.
5) Sehat
sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh
(manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-pengaruh
yang dapat mengganggu (agent,environment).
C. Carrative
Factor
Carative Factor
menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia dalam perawatan dan
pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat.
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative faktor adalah :
1. Nilai-nilai
kemanusiaan dan altruistic (Humanistic-Altruistic System Values)
2. Keyakinan
dan harapan (Faith and Hope)
3. Peka
pada diri sendiri dan kepada orang lain (Sensitivity to self and others)
4. Membantu
menumbuhkan kepercayaan,membuat hubungan dalam perawatan secara manusiawi
5. Pengekspresian
perasaan positif dan negative
6. Proses
pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-solving caring
process)
7. Pembelajaran
secara transpersonal (transpersonal teaching learning)
8. Dukungan,perlindungan,perbaikan
fisik,mental,social dan spiritual
9. Bantuan
kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance
10. Eksistensi
fenomena kekuatan spiritual.
Dari kesepuluh carrative faktors
diatas, caring dalam keperawatan menyangkut upaya memperlakukan klien
secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya
(Watson,1985). Ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan
kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya
pemenuhannya melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa
kemampuan teknis tetapi disertai “warmth, kindness, compassion”.
D. Clinical
Caritas Process
Watson kemudian memperkenalkan “Clinical
Caritas Process” (CCP), untuk menempatkan carative faktor-nya,yang
berasal dari bahasa yunani “cherish”,yang berarti memberi cinta dan perhatian
khusus. Jadi Clinical Caritas Process adalah suatu praktek
perawatan pasien dengan sepenuh hati kesadaran, dan cinta. Merawat pasien
dengan penuh kesadaran,sepenuh hati dan cinta. hadir secara jiwa dan
raga,supportif dan mampu mengekspresikan perasaan negative dan positif dari
dasar-dasar nilai spiritual diri dalam hubunganya dengan pasien sebagai
one-being-cared-for. Budidaya nilai spiritual dan transpersonal,melampaui diri
sendiri dan supaya lebih terbuka peka dan iba. kreatif menggunakan diri dan
segala cara dalam proses perawatan,secara artistk,sebagai bagian dari
caring-healing-practice. menciptakan lingkungan penyembuhan di semua level,f
isik dan non fisik, dengan penuh kesadaran dan keseluruhan, yang memperhatikan
keindahan, kenyamanan, kehormatan dan kedamaian. Terlibat dalam proses
pengalaman belajar mengajar, yang dihadirkan sebagai kesatuan “menjadi dan
berarti ”(being and meaning)”, dan mencoba melihat dan mengacu pada
kerangka berfikir orang lain.
E. Transpersonal
Caring Relationship
Menurut Watson (1999), Transpersonal
Caring Relationship itu berkarakteriskkan hubungan khusus manusia yang
tergantung pada: Moral perawat yang berkomitmen melindungi dan meningkatkan
martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya.
Perawat merawat dengan kesadaran
yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai spiritual ,oleh karena
itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek. Perawatan berkesadaran
bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan
sejak,hubungan,pengalaman dan persepsi sedang berlangsung.
Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif,menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk keberlanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain.
Pendekatan ini menyoroti keunikan dari kedua belah pihak,yaitu perawat dan pasien,dan juga hubungan saling mneguntungkan antara dua individu,yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu,yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan,dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien.
Istilah transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya,tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan melindungi,meningkatkan dan mempertahankan martabat ,kemanusiaan,kesatuan dan keselarasan batin.
Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif,menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk keberlanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain.
Pendekatan ini menyoroti keunikan dari kedua belah pihak,yaitu perawat dan pasien,dan juga hubungan saling mneguntungkan antara dua individu,yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu,yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan,dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien.
Istilah transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya,tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan melindungi,meningkatkan dan mempertahankan martabat ,kemanusiaan,kesatuan dan keselarasan batin.
F. Caring
Occation Moment
Caring Occation
Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada
saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena
tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment
interaksi human to human.
Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang
yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau
perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh, pikiran atau
kepercayaan spiritual , tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari
lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup
yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999)
menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu
memahami kesadaran dan kehadiranya dalam moment merawat dengan pasienya , lebih
lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi
oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan demikian akan
menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi
transpersonal bilamana memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan
pasien) kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan
–kemampuan untuk berkembang". (A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117)
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filosofi Watson tentang asuhan
keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk mendefinisikan hasil dari aktivitas
keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistic dari kehidupan (Watson
1979; Marriner-Tomey, 1994). Dari pembahasan makalah diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
Jean Watson membagi kebutuhan manusia melalui 4 bagian pokok :
1. Kebutuhan Biophisikal
Kebutuhan
makan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan vertilasi
2. Kebutuhan Psikofisikal
Kebutuhan
aktifitas dan istirahat dan kebutuhan oktualisasi
3. Kebutuhan Psikososial
4. Kebutuhan Intrapesonal Dan
Intepersonal
Pada dasarnya manusia adalah makhluk
yang sempurna, sehingga untuk mencapai kesempurnaan, manusia dituntut untuk
selalu dalam keadaan sehat secara fisik dan rohani. Untuk mencapai keadaan
tersebut manusia harus memprioitaskan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar