LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
Disusun oleh :
Nama : Intan Nur Khasanah
Nim : 13021
A.
Pengertian
1.
Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam
tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. ( Tarwoto dan Wartonah, 2010 )
2.
Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang
terjadi di dalam tubuh semuamakhluk hidup,
proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu organism dengan
lingkungannya.
3.
Keseimbangan
Energi
Keseimbangan energi adalah energi yang masuk ke
dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Keadaan ini
akan menghasilkan berat badan ideal/ normal.
B.
Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
1.
Mulut / Oris
Mulut merupakan
jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin
dan pahit. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah
oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih
mudah dicerna.
Ludah juga
mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan
berlanjut secara otomatis.
2.
Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut
dengan kerongkongan (osofagus), di dalam lengkung faring terdapat tonsil
(amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi.
3.
Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak
dengan lambung, panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk
kardiak dibawah lambung.
Esofagus dibagi mejadi tiga bagian;
-
Bagian superior (sebagian besar adalah otot
rangka)
-
Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot
halus)
-
Bagaian inferior (terutama terdiri dari otot
halus)
4.
Gaster /
Lambung
Merupakan bagian dari saluran yang terdiri atas
fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak
dibawah diapragma didepan pankreas dan limpa,
5.
Pankreas
Sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-kira
15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum samapai ke limpa.
Fungsi pancreas :
-
Fungsi eksokrin, membentuk getah pankreas yang
berisi enzim dan elektrolit.
-
Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium
yang berbentuk pulau-pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama
membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin.
-
Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan pankreas
yang dialirkan ke duodenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di
intestinum.
6.
Kantung Empedu
Sebuah kantong yang terletak pada lobus di sebelah permukaan bawah hati
sampai pinggir depannya, panjangnya 812 cm berisi 60 cm³.
Fungsi kantung empedu :
-
Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah
empedu menjadi kental.
-
Getah empedu adalah cairan yang digunakan untuk
mencerna lemak.
7.
Hati
hati juga termasuk sebagai alat sekresi yang
membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun
dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari
asam amino.
8.
Usus Halus /
Intestinum Minor
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari
saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus
terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejenum), usus penyerapan (illeum). Pada usus dua belas jari terdapat dua
muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
9.
Usus Besar /
Intestinum Mayor
Usus besar atau
kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi
utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar
terdiri dari :
-
Kolon
asendens
-
Kolon
transversum
-
Kolon
desendens
-
Kolon
sigmoid
Banyaknya
bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penyerapan zat-zat gizi.
10. Usus Buntu
Apendiks adalah sebagai organ imunologik dan
secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh)
dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.
11. Umbai Cacing
Umbai cacing adalah organ tambahan pada usus
buntu. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio.
12. Rektum
Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di
dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi.
C.
Esensial Nutrisi
Nutrisi esensial adalah nutrisi yang penting
namun tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh. Kita harus mendapatkan dari
makanan atau suplemen tambahan. Bila kita kekurangan nutrisi esensial ini, kita
akan menderita penyakit yang spesifik karena kekurang zat gizi tersebut.
Nutrisi esensial meliputi :
1.
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan
sumber energi utama dalam diet.
2. Protein
Protein penting
untuk mensintetis jaringan tubuh dalam pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan.
3.
Lemak
Lemak (lipid) merupakan kumpulan zat-zat
makanan yang larut dalam eter, kholoform, etanol dan benzon, dan merupakan
nutrien padat yang peling berkalori.
4. Vitamin
Vitamin
merupakan subtansi organik kompleks dalam jumlah kecil pada makanan yang
esensial untuk metabolisme normal. Vitamin dibedakan menjadi
dua kelompok :
a. Vitamin Yang Larut Dalam Air
1) Vitamin C
(Asam Ascorbat)
2) Vitamin B1
(Tiamin)
3) Vitamin B2
(Riboflavin)
4) Vitamin B5
(Niasin)
5) Vitamin B6
(Piridoksin)
6) Vitamin B9
(Asam Folat)
7) Vitamin B12
( Kobalamin)
8) Asam
pantotenat
9) Biotin
b. Vitamin Yang Larut Dalam Lemak
Beberapa contoh
vitamin yang larut dalam lemak sebagai berikut :
1) Vitamin A
2) Vitamin D
3) Vitamin E
4) Vitamin K
5.Mineral
Mineral merupakan elemen esensial nonorganic
yang berperan dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan,
organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.
6. Air
Air merupakan komponen
kritis dalam tubuh karena fungsi sel bergantung pada lingkungan cair. Air
menyusun 60-70% dari seluruh berat badan.
D.
Penyerapan Nutrisi
Absorpsi adalah proses penyerapan suatu zat
oleh zat lain. Dalam proses ini, zat yang diserap masuk ke bagian dalam zat
penyerap.
1. Anatomi sistem absorpsi
Absorpsi zat – zat gizi
terutama terjadi pada permukaan usus halus. Usus halus berbentuk lipatan –
lipatan. Tiap lipatan memiliki ribuan jonjot – jonjot yang dinamakan vili. Sebuah vili terdiri atas ratusan
sel yang masing – masing mempunyai bulu yang sangat halus, dinamakan mikrovili.
Di dalam celah – celah antar vili terdapat kripta – kripta berupa kelenjar yang
mengeluarkan getah – getah usus ke dalam saluran usus halus.
2. Sistem absorpsi
Vili secara terus –
menerus dalam keadaan bergerak. Tiap molekul zat gizi yang ukurannya cukup
kecil untuk diserap, terjadi di dalam mikrovili dan diserap ke dalam sel. Pada
tiap vili terdapat pembuluh – pembuluh darah dan pembuluh – pembuluh limfe yang
berasal dari sistem peredaran darah dan sistem limfe, yang merupakan sistem
transportasi zat – zat gizi.
Saluran cerna bekerja
secara selektif. Bahan yang dibutuhkan tubuh dipecah dalam bentuk yang dapat
diserap dan diangkut ke seluruh tubuh, dan bahan yang tidak digunakan
dikeluarkan dari tubuh.
3. Cara absorpsi
Absorpsi merupakan proses
yang sangat kompleks dan menggunakan empat cara : pasif, fasilitatif, aktif,
dan fagositotis.
E.
Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
1.
Faktor External
a.
Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya
adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki
keluarga tersebut (Santoso, 1999).
b.
Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah
pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan
dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001).
c.
Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan
terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan
kegiatan yang menyita waktu (Markum, 1991).
d.
Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan
mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).
2.
Faktor Internal
a.
Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau
pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita
(Nursalam, 2001).
b.
Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan
dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan
mereka yang buruk (Suhardjo, et, all, 1986).
c.
Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya
nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo,
et, all, 1986).
F.
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kebutuhan Nutrisi
1.
Pengetahuan
Rendahnya
pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat mengakibatkan terjadinya
kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi.
2.
Prasangka
Prasangka
buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, seseorang yang
mengalami luka di larang mengkonsumsi telur dan ikan, padahal di dalam telur
dan ikan terkandung protein untuk membantu penyembuhan luka.
3.
Kebiasaan
Adanya
kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat juga
memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makan
pisang, pepaya, bagi para gadis remaja. Padahal, makanan itu merupakan sumber
vitamin yang baik.
4.
Kesukaan
Kesukaan
yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya
variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh rat-zat gizi yang dibutuhkan
secara cukup.
5.
Ekonomi
Status
ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Dengan kata lain, orang
dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam menyediakan makanan
bergizi.
G.
Pengkajian Status Nutrisi (ABCD)
Pengkajian
keperawatan tehadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi
1. Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien
dengan gangguan status nutrisi dapat
dikaji :
a.
A : Pengukuran antropometik (antropometik
measuremant)
1) Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita
dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan
dalam posisi berbaring.
2) Berat badan
-
Alat serta skala ukur yang digunakan harus
sama setiap kali menimbang.
-
Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
-
Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif
sama beratnya setiap kali menimbang.
-
Waktu penimbangan relatif sama, misalnya
sebelum dan sesudah makan.
3) Tebal lipatan kulit
Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil
pengukuran.
-
Perhatikan selalu privasi dan rasa
nyaman klien.
-
Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang
tidak dominan.
-
Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan
atas, antara akromion dan olekranon.
-
Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien
untuk relaks.
-
Alat yang digunakan adalah kaliper
4) Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini
adalah kepala, dada dan otot bagian tengah lengan atas.
5)
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian
kondisi fisik yang berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan
ini adalah head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki.
b.
B : Data biokimia (biokimia data)
Nilai umum yang digunakan
dalam pemeriksaan ini adalah kadar total limfosit, albumin serum, zat besi,
transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hemotokrit, keseimbangan nitrogen dan
tes antigen kulit (Barkaukas, 1995).
c.
C : Tanda-tanda klinis status nutrisi
(clinical sign)
Tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi
Bagian
tubuh
|
Tanda
klinis
|
Kemungkinan
kekurangan
|
Tanda umum
|
Penurunan berat badan,
lemah, lesu
Rasa haus adanya
dehidrasi
Pertumbuhan
terhambat
|
-Kalori
-Cairan
-Vitamin A
|
Rambut
|
Kusut,
kakuningan, kekurangan pigmen
|
Protein
|
Kulit
|
Adanya radang pada kulit
atau dermatitis
Sedangkan pada bayi
terjadi dermatosis adanya petechial hemorhagik
Eksema
|
-Niasin, riboflavin dan
biotinemak
-Asam asetat
-Pirodoksin
|
Mata
|
Fotofebia atau
penglihatan ganda
Rabun senja
|
-Roboflavin
-Vitamin A
|
Mulut
|
Stomatis
Glositis
|
-Riboflavin
-Niasin, asam volat,
sianokobalamin (vit B12) dan zat besi
|
Gigi
|
Karies
gigi
|
Fluorida
|
Sistem
neuramuskular
|
Kejang
Lemah otot
|
-Vitamin D
-Kalium
|
Tulang
|
Riketsia
|
Vitamin D
|
Sistem
gastrointestinal
|
Anoreksia atau nafsu
makan menurun
Mual dan muntah
|
-Tiamin
-Garam
dapur
|
Sistem
endrokin
|
Gondok
|
Iodium
|
Sistem
kardiovaskular
|
Adanya pendarahan
Penyakit jantung
Anemia
|
-Vitamin K
-Tiamin
-Piridoksin dan zat besi
|
Sistem
saraf
|
Kelainan mental
Kelainan saraf perifer
|
-Sianokobalamin
|
d. D : Diet
(dietary)
1. Riwayat
diet
- Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
- Asupan makanan tidak adekuat
- Diet yang salah atau ketat
- Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari atau lebih
- Pemberian nutrisi
melalui intravena selama 10 hari atau lebih
- Tidak adekuatnya dana
untuk penyediaan bahan makanan
- Tidak adekuatnya
fasilitas penyiapan bahan makanan
- Tidak adekuatnya
fasilitas penyimpanan bahan makanan
- Ketidakmampuan fisik
- Lansia yang tinggal dan makan sendiri
2. Riwayat
penyakit
- Adanya riwayat berat badan berlebih atau berkurang
- Penurunan berat badan
dan tinggi badan
- Mengalami penyakit tertentu
- Riwayat pembedahan
pada sistem gastrointestinal
- Anoreksia
- Mual dan muntah
- Diare
- Alkoholisme
- Gangguan yang mengenai organ tertentu (kanker)
- Disabilitas mental
- Kehamilan remaja
- Terapi radiasi
3. Riwayat
pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotik, antasida, anti-depresan,
agens
anti-hipersentivitas, agens anti-imflamasi, agens anti-neoplastik, digitalis,
laksatif, diuretik,
natrium klorida dan vitamin atau preparat nutrien lain.
H. Masalah / Diagnosa Keperawatan Yang
Berhubungan Dengan Nutrisi
Diagnosa
keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah :
Menurut NANDA, diagnosis
keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi tiga :
1. Ketidakseimbangan nutrisi
: kurang dari kebutuhan tubuh
2. Ketidakseimbangan nutrisi
: lebih dari kebutuhan tubuh
3. Resiko Ketidakseimbangan
nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh.
I.
Rencana Tindakan Keperawatan
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan (NOC)
|
Intervensi (NIC)
|
1
|
Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
menelan atau mencerna makanan atau mengabsorbsi nutrisi karena faktor
biologi, psikologi dan ekonomi
|
Status nutrisi : intake makanan dan cairan
Status nutrisi : intake nutrisi
|
Management nutrisi
Bantuan
Peningkatan Berat Badan
|
2
|
Ketidakseimbangan nutrisi : Lebih dari kebutuhan tubuh b/d kelebuhan
asupan dalam hubungannya dengan kebutuhan metabolik.
|
Kontrol berat badan
Status nutrisi : Intake makanan dan cairan
Status nutrisi : Intake nutrisi
|
Management nutrisi
Bantuan pengurangan berat badan
|
3
|
Resiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh.
|
Status nutrisi : asupan makanan dan cairan
Kontrol berat badan
|
Management nutrisi
Management berat badan
|
1.
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam :
1.
Meningkatkan
nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta adanya
perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2.
Terpenuhinya
kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau
kelebihan berat badan.
3.
Mempertahankan
nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya
proses pencernaan makan yang adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
Markum, A.H. (1991).
Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta : FKUI.
NANDA.
2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika.
Nursalam. (2001). Pendidikan Praktis Metodologi
Riset Keperawatan. Jakarta : Info
Medika.
Santoso. (1999).
Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.
Soetjiningsih.(1998). Tumbuh Kembang Anak.
Jakarta : Universitas Airlangga.
Suhardjo, L.J. Harper, B.J. Deaton dan J,A.
Driskel. (1986). Pangan, Gizi dan
Pertanian.
Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia.
Suliha. (2001).
Pendidika Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tarwoto & Wartonah.
(2010). Kebutuhan Dasar
Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi
Jakarta : Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar