Posted By : Intan Nur K
Dosen : Kunaryanti, S. Kep., Ners
Alamat : Purworejo Celep Kedawung, Sragen
Kebutuhan Dasar Manusia
STRES DAN ADAPTASI
Latar
Belakang
Modernisasi & kemajuan teknologi membawa perubahan dlm cara
berpikir & pola hidup masyarakat.
|
V
konsekuensinya :
- perubahan kesehatan fisik
- perubahan
kesehatan jiwa
Tidak semua orang mampu menyesuaikan diri thd perubahan tsb,
akibatnya akan menimbulkan ketegangan yg dpt menjadi faktor pencetus, penyebab
atau akibat dr suatu penyakit.
DEFINISI STRES
Stres adalah suatu kondisi dimana keadaan
tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan.
Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut
maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut.
Menurut HANS SEYLE,1976
Stres ;
suatu situasi/respon manusia yang bersifat non spesifik terhadap setiap
tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya.
Atau
“Merupakan fenomena yg
universal ➬ semua
orang pernah mengalaminya” (Kozier)
Pemicu Munculnya Stres
-
RASA KHAWATIR
-
PERASAAN KESAL
-
KECAPEKAN
-
FRUSTASI
-
PERASAAN TERTEKAN
-
KESEDIHAN
-
PEKERJAAN YANG BERLEBIHAN
-
TERLALU FOKUS PADA SUATU HAL
-
PERASAAN BINGUNG
-
BERDUKA CITA DAN JUGA RASA TAKUT
|
V
Konsultasi dengan Psikiater atau Beristirahat Total
STRESSOR
adalah ; Stimulus yang menimbulkan stres
Mewakili kebutuhan yang tidak terpenuhi berupa: Keb. Fisiologis,
Psikologis, sosial, lingkungan, spiritual, dsb.
- Sumber Stressor :
- internal
- eksternal
-Sumber-sumber stres
–
BiologiS
cacat tubuh, suhu badan, lapar, haus.
–
Psikologis
marah, takut, cemas, pola pikir yang labil
–
Sosial
pergaulan, interaksi
–
Spritual
pengingkaran terhadap kekuasaan Tuhan
–
MikrobiologI
bakteri, kuman penyakit, virus.
-Tanda & gejala stres
§ Kardiovaskuler : naiknya
tekanan darah.
§ Muskuler : kencang pada otot dengan atau tanpa
tremor atau sakit
§ GastrointestinaL :kerongkongan
tersumbat, mual, rasa tidak enak di
lambung,
diare.
§ Respiratori :
sesak nafas, rasa tercekik
§ Genitourinaria : sering
buang air kecil
§ Mental dan emosional : pelupa,
sulit konsentrasi, tidak peka perasaan, emosi labil,
pemarah, mudah kesal, tersinggung, mudah
takut,gangguan tidur, gangguan makan.
§ Infeksi (imunitas turun): pilek, herpes, sariawan, pneumonia,
bisul, jerawat,
radang, amandel.
§ Seks reproduktif :
pada wanita mens tidak teratur /berhenti, pada pria :
menurunnya spermatogenesis,premature
Jenis –Jenis Stres
Stres
Fisik
|
Stres
Kimiawi
|
Stres
Mikrobiologis
|
Stres
Fisiologis
|
Stres
Proses Tumbang
|
Stres
Psikologis / Emosional
|
-Faktor yg mempengaruhi respons terhadap Stressor
- Sifat Stresor
- Durasi Stresor
- Jumlah Stresor
- Pengalaman Masa Lalu
- Tipe Kepribadian
- Tahap Perkembangan
-Jenis Stresor berdasarkan Tahap Perkembangan
Tahap Perkembangan
|
Jenis Stresor
|
Anak
|
Konflik
kemandirian & ketergantungan, mulai school, hub dg teman sebaya,
kompetisi
|
Remaja
|
Perubahan
tubuh, sex, kemandirian, hub dgn teman
|
Dewasa
Muda
|
Menikah,
tinggalkan rumah, bekerja, membesarkan anak, melanjutkan pendidikan
|
Dewasa
Tengah
|
Ä Menerima
proses penuaan
Ä Status
sosial
|
Dewasa
Tua
|
Ï Usia lanjut
Ï Perubahan tempat tinggal
Ï Penyesuaian diri pada masa pensiun
Ï Proses
kematian
|
TAHAPAN STRES
(Dr.Robert J.Van Amberg, 1979)
(Dr.Robert J.Van Amberg, 1979)
- STRES TAHAP 1
-
Semangat
bekerja besar,berlebihan (overacting)
-
Penglihatan
“tajam” tidak sebagaimana biasanya
-
Merasa
mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari
cadangan energi dihabiskan disertai rasa gugup yang berlebihan
-
Merasa
senang dg pekerjaanya & semakin bersemangat namun tanpa disadari cadangan
energi menipis
2. STRES TAHAP II
stres
yang semula menyenangkan mulai
menghilang & timbul keluhan-keluhan sbb
-
Merasa
letih sewaktu bangu pagi
-
Merasa
mudah lelah sesudah makan siang
-
Lekas
merasa capai menjelang sore
-
Sering
mengeluh perut tidak nyaman
-
Detakan
jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
-
Otot-otot
punggung & tengkuk terasa tegang
-
Tidak
bisa santai
3. STRES TAHAP III
bila
tetap memaksakan diri keluhan akan semakin nyata & mengganggu
-
Gangguan
lambung usus semakin nyata
cont
: gastritis,diare
-
Ketegangan
otot-otot semakin terasa
-
Perasaan
tidak tenang & ketegangan emosional semakin meningkat
-
Gangguan
pola tidu
-
Koordinasi
tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pinsan)
4. STRES TAHAP IV
bisa
tidak ditemukan sakit secara medis. Namun gejala dapat muncul spt:
-
Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah tera amat
sulit
-
Aktivtas
pekerjaan yang semula menyenangkan & mudah diselesaikan menjadi membosankan
terasa lebih sulit
-
Yang
semula tanggap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon secara
memadai
-
Ketidakmampuan
melakukan ADL
-
Gangguan
pola tidur disertai mimpi yg menegangkan
5. STRES TAHAP V
- Seringakali
menolak ajakan karena tiada semangat & kegairahan
- Daya
konsentrasi & ingat menurun
- TImbul
perasaan ketakutan & kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya
6. STRES TAHAP VI
- Kelelahan
fisik & mental yang semakin mendalam
- Ketidakmampuan
untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana
- Gangguan
sitem pencernaan semakin berat
- Timbul
perasaan ketakutan & kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung &
panik
Reaksi fisiologis terhadap stress
-
Perubahan
warna rambut mjd coklat&lebih kusam
-
Perubahan
ketajaman mata menurun
-
Telinga
mengalami gangguan
-
Penurunan
konsentrasi
-
Ekspresi
wajah tampak tegang
-
Mulut
bibir terasa kering
-
Kulit
berkeringat kdg panas/dingin mjd kering
-
Sesak
nafas
-
Berdebar-debar
-
Lambung
terasa kembung, mual,perih
- Frekuensi
BAK sering
- Persendian kaku
- Peningkatan kadar gula & trji
penurunan libido.
CARA MENILAI STRES
Skala HOLMES & RAHE, 1967
Skala MILLER & SMITH,1985
Skala Holmes & Rahe 1967
-
Menghitung
jumlah stres yg dialami
-
Cara : menambahkan nilai
relatif stres (Unit Perubahan Hidup/Life Change Units-LCU)
-
Premis:
peristiwa baik/buruk ➬ tk stres >> & rentan penyakit/msl mental
-
Peristiwa
yg dialami selama 12 bulan terakhir.
1.
Kematian
pasangan hidup 100
2.
Perceraian
73
3.
Kehamilan
40
4.
Pinjaman
31
5.
Permulaan/akhir
masa school 26
6.
Penyesuaian
pekerjaan 39
7.
Perub.
Kondisi keuangan 38
8.
Perubahan
pola tidur 16
9.
Perub.
Jml pertemuan dg kelg 15
10. Dll
Tingkat stres
Tidak
signifikan <149
Rendah 150-200
Sedang
200-299
Tinggi
> 300
Skala Miller & Smith 1985
-
Aspek
dari kebiasaan, gaya hidup & lingkungan lebih kebal/rentan thd dampak
negatif stres
-
Tingkat
ketahanan/kekebalan terhadap stres diukur dgn mengisi daftar 20 pernyataan.
1 = hampir
selalu;
2 = biasanya;
3 = kadang-kadang;
4 = hampir tdk
pernah;
5 = tdk pernah
Example:
1
|
Saya makan makanan yg hangat
& berimbang sedikitnya 1x/hr
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
2
|
Saya memberi & menerima
kasih sayang secara teratur
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
3
|
Saya merokok < ½ bungkus /hr
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
4
|
Dll
|
Total
Skor = ______ - 20 = ________
Skor ketahanan stres
0-10 poin =memiliki
ketahanan luar
biasa
terhadap stres
11-30 =tdk
terlalu rentan thD stres
31-50 =cukup
rentan thd stres
51-74 =rentan
thd stres
75-80 =sangat
rentan thd stres
Part 2
Adaptasi
-
Adaptasi
adl proses dimana dimensi fisiologis dan psikologis berubah dlm berespon trhdp
stres.
-
Dg
demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk mempertahankan fungsi yg optimal.
Respon adaptasi Terhadap Stres
Terbagi 2 :
1. RESPON
FISIOLOGIS
a.
sindrom adaptasi lokal (LAS)
b. sindrom adaptasi umum (GAS)
2. RESPON PSIKOLOGIS
a.
Prilaku berorientasi tugas
b.
Mekanisme pertahanan ego
LAS (Local
Adaption Syndrom)
-
respon
jaringan,organ atau bag tubuh lain
-
Karakteristik dari LAS :
1.
Respon bersifat lokal, yaitu respon yang
terjadi setempat
2.
bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk
menstimulasikannya.
3.
bersifat jangka pendek, yaitu tdk berlangsung
selamanya/tidak terus menerus.
4.
bersifat restoratif,yaitu membantu memperbaiki
bagian tubuh
GAS (General
Adaption Syndrom)
-
GAS adl proses adaptasi yg bersifat ummum /
sistemik.
-
GAS terdiri atas 3 fase yaitu:
1)
Fase alarm (Waspada)
-
Tahap awal proses adaptasi
-
Individu siap menghadapi stres yg masuk
-
Trjdi Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis.
-
Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah
cepat, pernafasan cepat dan dangkal, gejala stress memengaruhi denyut nadi,
ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun
2)
Fase resisten (Melawan)
-
Tubuh mulai stabil dan tubuh mencoba mengatasi
faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi maka gejala stress menurun /
normal tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah dll
-
Individu berupaya beradaptasi terhadap stressor,
jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka
individu tersebut akan jatuh pada tahap terakhir dari GAS yaitu : Fase
kehabisan tenaga.
3)
Fase exhaustion (Kelelahan)
-
Merupakan fase perpanjangan stress yang belum
dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras.
-
Timbul gejala penyesuaian diri terhadap
lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll.
-
Bila usaha melawan tidak dapat lagi
diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.
-
Tahap ini cadangan energi telah menipis atau
habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh
untuk mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada
kematian individu tersbut.
RESPON PSIKOLOGIS
-
merupakan proses penyesuaian secara psikologis
dg cara melakukan mekanisme pertahanan diri yg bertujuan melindungi/bertahan
dari serangan / hal yg tdk menyenangkan.
- Respon Psikologis
a. Prilaku
berorientasi tugas
penggunaan,
kemampuan kognitif untuk mengurangi
stres,memecahkan masalah,menyelesaikan
konflik & memenuhi kebutuhan
- 3 tipe
prilakunya :
(1) Prilaku
menyerang
(2) perilaku
menarik diri
(3). perilaku
kompromi
b. Mekanisme
pertahanan ego (Freud)
•
Mekanisme
pertahanan diri secara psikologis untuk mencegah gangguan psikologis yg lebih
dalam.
•
Digunakan
: melindungi terhadap perasaan tidak berdaya & ansietas
Mekanisme Pembelaan EGO
- IDENTIFIKASI
-
Meniru perilaku org lain&berusaha
mengikuti sifat, karakteristik,&tindakan org trsebut.
- Contoh : Doni, 15 tahun mengubah model rambutnya menirukan artis idolanya
yang ia kagumi.
2. INTROJEKSI
- Merupakan bentuk sederhana dari identifikasi, dimana
nilai-nilai, norma-norma dari luar diikuti atau ditaati, sehingga ego tidak
lagi terganggu oleh ancaman dari luar.
Contoh : Rasa benci atau kecewa terhadap kematian orang
yang dicintai dialihkan dengan cara menyalahkan diri sendiri.
3. PROJEKSI
- Hal ini berlawanan dengan introjeksi, dimana
menyalahkan orang lain atas kelalaian dan kesalahan-kesalahan atau kekurangan
diri sendiri, keinginan keinginan, impuls-impuls sendiri.
Contoh : Seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia
mempunyai perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa
temannya tersebut mencoba merayunya
4. REPRESI
- Penyingkiran unsur psikis (sesuatu afek, pemikiran,
motif, konflik) sehingga menjadi dilupakan/tidak dapat diingat lagi). Represi
membantu individu mengontrol impuls-impuls berbahaya.
Contoh :Suatu pengalaman traumatis menjadi terlupakan
5. REGRESI
- Kembali ke tingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku
yang bersifat primitif).
Contoh : Seorang anak yang mulai berkelakuan seperti
bayi, ketika seorang adiknya dilahirkan.
Mawar yang berumur 4 tahun mulai mengompol lagi sejak adiknya yang baru lahir dibawa pulang dari rumah sakit
Mawar yang berumur 4 tahun mulai mengompol lagi sejak adiknya yang baru lahir dibawa pulang dari rumah sakit
6. REACTION FORMATION
- Bertingkah laku berlebihan yang langsung bertentangan
dengan keinginan-keinginan, perasaan yang sebenarnya. Mudah dikenal karena
sifatnya ekstrim dan sukar diterima.
Misalnya :
Seorang wanita yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
Seorang wanita yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
7. UNDOING
- Meniadakan pikiran-pikiran, impuls yang tidak baik,
seolah-olah menghapus suatu kesalahan.
Misalnya :
Seorang ibu yang menyesal karena telah memukul anaknya akan segera memperlakukannya penuh dengan kasih sayang
Seorang ibu yang menyesal karena telah memukul anaknya akan segera memperlakukannya penuh dengan kasih sayang
8. DISPLACEMENT
- Mengalihkan emosi, arti simbolik, fantasi dari sumber
yang sebenarnya (benda, orang, keadaan) kepada orang lain, benda atau keadaan
lain.
Misalnya :
Seorang pemuda bertengkar dengan pacarnya dan sepulangnya ke rumah marah-marah pada adik-adiknya
Seorang pemuda bertengkar dengan pacarnya dan sepulangnya ke rumah marah-marah pada adik-adiknya
9. SUBLIMASI
Mengganti keinginan atau tujuan yang terhambat
dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat. Impuls yang berasal dari Id yang
sukar disalurkan oleh karena mengganggu individu atau masyarakat, oleh karena
itu impuls harus dirubah bentuknya sehingga tidak merugikan individu/masyarakat
sekaligus mendapatkan pemuasan
Misalnya :
Impuls agresif disalurkan ke olah raga, usaha-usaha yang bermanfaat
Impuls agresif disalurkan ke olah raga, usaha-usaha yang bermanfaat
10. ACTING OUT
- Langsung mencetuskan perasaan bila keinginan terhalang.
Misalnya :
Mengatasi problem dengan jalan paling sedikit bertengkar
Mengatasi problem dengan jalan paling sedikit bertengkar
11. DENIAL
- Menolak untuk menerima atau menghadapi kenyataan yang
tidak enak.
Misalnya :
Seorang gadis yang telah putus dengan pacarnya, menghindarkan diri dari pembicaraan mengenai pacar, perkawinan atau kebahagiaan
Seorang gadis yang telah putus dengan pacarnya, menghindarkan diri dari pembicaraan mengenai pacar, perkawinan atau kebahagiaan
12. KOMPENSASI
- Menutupi kelemahan dengan menonjolkan kemampuannya atau
kelebihannya
Misalnya :
Toni yang merasa fisiknya pendek sebagai sesuatu yang negatif, berusaha dalam hal menonjolkan prestasi pendidikannya
Toni yang merasa fisiknya pendek sebagai sesuatu yang negatif, berusaha dalam hal menonjolkan prestasi pendidikannya
13. RASIONALISASI
- Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut
alasan yang seolah-olah rasional, sehingga tidak menjatuhkan harga dirinya.
Misalnya :
Toni yang menyalahkan cara mengajar dosennya ketika ditanyakan oleh orang tuanya mengapa nilai semesternya buruk.
Toni yang menyalahkan cara mengajar dosennya ketika ditanyakan oleh orang tuanya mengapa nilai semesternya buruk.
14. FIKSASI
- Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek
tertentu (emosi atau tingkah laku atau pikiran, dsb) sehingga perkembangan
selanjutnya terhambat.
Misalnya :
Seorang gadis yang tetap berbicara kekanak-kanakan atau seseorang yang tidak dapat mandiri dan selalu mengharapkan bantuan dari orang tuanya dan orang lain.
Seorang gadis yang tetap berbicara kekanak-kanakan atau seseorang yang tidak dapat mandiri dan selalu mengharapkan bantuan dari orang tuanya dan orang lain.
15. SIMBOLISASI
- Menggunakan benda atau tingkah laku sebagai simbol
pengganti suatu keadaan atau hal yang sebenarnya
Misalnya :
Seorang anak remaja selalu mencuci tangan untuk menghilangkan kegelisahannya/kecemasannya. Setelah ditelusuri, ternyata ia pernah melakukan masturbasi sehingga perasaan berdosa/cemas dan merasa kotor
Seorang anak remaja selalu mencuci tangan untuk menghilangkan kegelisahannya/kecemasannya. Setelah ditelusuri, ternyata ia pernah melakukan masturbasi sehingga perasaan berdosa/cemas dan merasa kotor
16. DISOSIASI
- Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku
dari kesadaran /identitasnya. Keadaan dimana terdapat dua atau lebih
kepribadian pada diri seorang individu.
Misalnya :
Seorang laki-laki yang dibawa ke ruang emergensi karena mengamuk ternyata tidak mampu menjelaskan kembali kejadian tersebut (ia lupa sama sekali)
Seorang laki-laki yang dibawa ke ruang emergensi karena mengamuk ternyata tidak mampu menjelaskan kembali kejadian tersebut (ia lupa sama sekali)
17. KONVERSI
- Adalah transformasi konflik emosional ke dalam bentuk
gejala-gejala jasmani.
Misalnya :
Seorang mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas-tugasnya tiba-tiba merasa sakit sehingga tidak masuk kuliah
Seorang mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas-tugasnya tiba-tiba merasa sakit sehingga tidak masuk kuliah
KOPING
-
Usaha kognitif dan tingkah laku untuk mengatasi tuntutan spesifik yang
berasal dari internal maupun eksternal ( Lazarus & Folkman, 1991).
-
Proses yang digunakan seseorang untuk
menangani stres (Pengatar Psikologi)
MEKANISME
KOPING
-
Tindakan
diluar kesadaran manusia yg melindungi seseorang dlm melawan kecemasan
Teknik Manajemen Stres
-
Merupakan
upaya mengelola stres dgn baik → t/:
mencegah & mengatasi stres agar tdk sampai ke tahap paling berat
-
Mengatur
diet dan nutrisi
-
Istirahat
dan tidur
-
Berhenti
merokok
-
Hindari
miras
-
Mengatur
waktu
-
Terapi
psikofarmaka
-
Psikoterapi
-
Terapi
psikoreligius
Penyebab stres untuk perawat yaitu ;
- Perubahan yang cepat dalam ;lingkungan, tekhnologi, dan pengetahuan dalam health care
- Lingkungan kerja ; workload, kebutuhan klien, konflik kerja, konflik dengan klien
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian
keperawatan pada klien yang mengalami stres meliputi:
Riwayat penyakit
( Dahulu,
Sekarang, Keluarga)
Pemeriksaan fisik yang mengindikasikan stres
Mengkaji indikator stres dan koping dalam semua dimensi adaptasi
- Indikator fisiologis
- Indikator perkembangan (ex: pola asuh )
- Indikator emosional & perilaku stres (cemas, depresi, mudah lupa, sulit konsentrasi, menangis dll.)
- Indikator intelektual (kemp.memecahkan mslh menurun)
- Indikator sosial (interaksi mnrun, MD, mekanisme koping)
- Indikator spiritual (marah pd Tuhan)
2. Diagnosa keperawatan
Contoh diagnosa keperawatan NANDA untuk stress
1. Ansietas b/d perubahan status kesehatan,
krisis maturasi atau situasi
2. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b/d
perpisahan orang terdekat, krisis situasi (mis. Kehamilan yang tidak
direncanakan)
3. Keletihan b/d tuntutan psikologis
4. Ketidakberdayaan b/d stres jangka panjang
5. Koping keluarga tidak efektif b/d stres
yang berkepanjangan, krisis maturasi, krisis situasi
6. Koping individu tidak efektif b/d stres yang berkepanjangan
7. Gangguan pola tidur b/d krisis maturasi /
situasi
Meminimalkan stres dan cemas sebelum prosedur keperawatan
- Bantu klien untuk menggambarkan situasi yang menyebabkan cemas dan identifikasi tanda-tanda kecemasan
- Bantu klien untuk menceritakan perasaan, persepsi, dan rasa takut jika perlu.
- Bantu klien untuk mengidentifikasi kekuatan personal.
- Mengidentifikasi support sistem
- Dengarkan dengan penuh perhatian, coba pahami cara klien memandang masalahnya.
- Bangun situasi yang hangat dan saling percaya, rasa empati.
- Berikan informasi yang lengkap yang diperlukan sebelum dilakukan tindakan keperawatan atau medis.
- Dukung klien untuk ikut berpadrtisipasi dalam rencana perawatan
Peran perawat dalam mengatasi stres
- Perawat harus mampu memfasilitasi org yg sedang mengalami stres
- Perawat harus melakukan tindakan keperawatan yg sesuai dg prinsip manajemen stres
- Perawat dpt menggunakan strategi pemecahan masalah
EVALUASI
-
klien
Mampu mengontrol faktor yang menybabkan
stres
-
Klien
mampu secara mandiri mengembangkan strategi mereduksi stres
|
V
Menilai
keefektifan penatalaksanaan stres
BERPELUKAN BISA
HINDARI STRES
Bagi orang Indonesia, berpelukan masih termasuk hal yang tabu untuk
dilakukan, kecuali bagi pasangan suami istri. Pelukan bisa diartikan sebagai dukungan dan
dapat menjadi sumber kekuatan di saat kita menghadapi masalah. Pelukan juga
dapat diartikan sebagi ajakan untuk berdamai.
Berbagai riset menyebutkan ;
Berpelukan bisa
menyembuhkan masalah fisik dan emosional, bahkan bisa mengatasi stres dan
depresi.
Berpelukan mampu mengusir depresi, mentune-up sistem kekebalan tubuh, tidur
lebih nyenyak, dan awet muda.
Bagaimana Berpelukan Bisa Memberikan Efek Yang
Demikian Hebat?
Ketika
berpelukan, tubuh melepaskan oxytocin, hormon yang berhubungan dengan perasaan
cinta dan kedamaian yang bekerja menekan hormon penyebab timbulnya stress
(hormon cortisol dan hormon norepinephrine). Sehingga akhirnya, tentu saja bisa
memberikan kontribusi untuk kesehatan jantung dan pikiran.
Dalam kehidupan
nyata, hormon oxytocin ini akan tercipta dalam sebuah hubungan sehat yang tidak
sering diwarnai pertengkaran ataupun kekerasan. Seperti kita ketahui, tidak
semua orang memiliki hubungan yang membahagiakan, karena itu kualitas sebuah
hubungan bisa menjadi tolak ukur kesehatan seseorang. Dari hasil penelitian
menunjukkan, perempuan yang tidak bahagia dalam hubungan asmara atau pun dalam
pernikahan, memiliki kecendrungan lebih tinggi untuk terkena serangan jantung.
Mengapa Perempuan ?
Karena ternyata
oxytocin lebih memiliki kedekatan dengan hormon estrogen yang diproduksi
perempuan, sehingga menyebabkan, perempuan lebih responsif saat memeluk
pasangannya ketimbang laki-laki.
Apakah Anda saat Ini Sedang Stres Berat ??
Mungkin karena
masalah tugas, kuliah, pekerjaan,
keluarga. Ayo, carilah orang yang bisa Anda ajak berpelukan! Berpelukan tak
harus dengan pasangan, bagi Anda yang masih menjomblo, berpelukan dengan
sahabat atau saudara Anda tak ada salahnya bukan? Paling tidak Anda bisa merasa
nyaman dan terlindungi untuk beberapa saat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar