Posted
: intan nur k
Dosen
: dr.Indra
TRAUMA ABDOMEN
Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur
yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul
atau yang menusuk
Etiologi Dan Faktor Resiko
Dibagi menjadi dua yaitu:
- Paksaan /benda tumpul
Disebabkan oleh: jatuh, kekerasan fisik atau pukulan, kecelakaan
kendaraan bermotor, cedera akibat berolahraga, benturan, ledakan, deselarasi,
kompresi atau sabuk pengaman.
2.
Trauma
tembus.
Organ
pada abdomen yang terkena kerusakan terbagi atas dua yaitu:
a. Organ Padat / solid yaitu : hati, limpa dan
pancreas.
b.
Organ berlubang (hollow) yaitu : lambung, usus dan kandung kemih
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi yang terjadi berhubungan dengan terjadinya
trauma abdomen adalah :
-
Terjadi
perpindahan cairan berhubungan dengan kerusakan pada jaringan, kehilangan darah
dan shock.
-
Perubahan
metabolic dimediasi oleh CNS dan system makroendokrin, mikroendokrin.
-
Terjadi
masalah koagulasi atau pembekuan dihubungkan dengan perdarahan massif dan
transfuse multiple
-
Inflamasi,
infeksi dan pembentukan formasi disebabkan oleh sekresi saluran pencernaan dan
bakteri ke peritoneum
-
Perubahan
nutrisi dan elektrolit yang terjadi karena akibat kerusakan integritas rongga
saluran pencernaan.
LIMFA
Merupakan organ
yang paling sering terkena kerusakan yang diakibatkan oleh trauma tumpul.
Sering terjadi hemoragi atau perdarahan masif yang berasal dari limpa yang
ruptur sehingga semua upaya dilakukan untuk memperbaiki kerusakan di limpa.
LIVER
Karena ukuran dan letaknya, hati merupakan organ yang paling sering
terkena kerusakan yang diakibatkan oleh luka tembus dan sering kali kerusakan
disebabkan oleh trauma tumpul. Hal utama yang dilakukan apabila terjadi
perlukaan dihati yaitu mengontrol perdarahan dan mendrainase cairan empedu.
Esofagus bawah dan lambung
Kadang-kadang perlukaan esofagus bawah disebabkan oleh luka tembus.
Karena lambung fleksibel dan letaknya yang mudah berpindah, sehingga perlukaan
jarang disebabkan oleh trauma tumpul tapi sering disebabkan oleh luka tembus
langsung
Pankreas dan duodenum
Walaupun trauma pada pankreas dan duodenum jarang terjadi. Tetapi
trauma pada abdomen yang menyebabkan tingkat kematian yang tinggi disebkan oleh
perlukaan di pankreas dan duodenum, hal ini disebabkan karena letaknya yang
sulit terdeteksi apabila terjadi kerusakan.
TANDA DAN GEJALA
- NYERI
Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat.
Nyeri dapat timbul di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat
ditekan dan nyeri lepas.
2.
Darah dan cairan
Adanya
penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium yang disebabkan oleh iritasi
3.
Cairan atau udara dibawah diafragma
Yang disebabkan
oleh nyeri dibahu adalah :
a.
Kehr’s
sign
Nyeri disebelah kiri yang disebabkan
oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada saat pasien dalam posisi rekumben
b. Mual dan
muntah
c. Penurunan
kesadaran (malaise, letargi, gelisah)
Pemeriksaan Diagnostik
l. Foto thoraks
Untuk
melihat adanya trauma pada thorax.
2. Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan
Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi perdarahan terus
menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang
melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan adanya perdarahan
cukup banyak kemungkinan ruptura lienalis. Serum amilase yang meninggi
menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi usus halus.
Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pada hepar.
3. Plain abdomen foto tegak
Memperlihatkan
udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas retroperineal dekat duodenum,
corpus alineum dan perubahan gambaran usus
4. Pemeriksaan urine rutin
Menunjukkan
adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri. Urine yang jernih belum
dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital.
5. VP (Intravenous Pyelogram)
Karena
alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma pada ginjal.
6. Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)
Dapat
membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga perut. Hasilnya
dapat amat membantu. Tetapi DPL ini hanya alat diagnostik. Bila ada keraguan,
kerjakan laparatomi (gold standard).
Indikasi untuk melakukan DPL sbb.:
• Nyeri Abdomen yang tidak bisa diterangkan
sebabnya
• Trauma pada bagian bawah dari dada
• Hipotensi, hematokrit turun tanpa alasan
yang jelas
• Pasien cedera abdominal dengan gangguan
kesadaran (obat,alkohol, cedera otak)
• Pasien cedera abdominal dan cedera medula
spinalis (sumsum tulang belakang)
• Patah tulang pelvis
Kontra indikasi relatif melakukan DPL sbb.:
• Hamil
• Pernah operasi abdominal
• Operator tidak berpengalaman
• Bila hasilnya tidak akan merubah
penata-laksanaan
7. Ultrasonografi dan CT Scan
Bereuna
sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan
disangsikan adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum.
Pemeriksaan khusus
A)
Abdominal paracentesis
Untuk menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritoneum.
Jika ditemukan lebih dari 100.000 eritrosit/mm dalam larutan
NaCl yang keluar dari rongga peritoneum setelah dimasukkan 100–200 ml larutan
NaCl 0.9% selama 5 menit, merupakan indikasi untuk laparotomi.
B)
Pemeriksaan laparoskopi
Dilaksanakan
bila ada akut abdomen untuk mengetahui langsung sumber penyebabnya
PENATALAKSANAAN
-
Penatalaksanaan kedaruratan ; ABCDE.
-
Pemasangan NGT untuk pengosongan isi lambung
dan mencegah aspirasi.
-
Kateter dipasang untuk mengosongkan kandung
kencing dan menilai urin yang keluar (perdarahan).
-
Pembedahan/laparatomi (untuk trauma tembus dan
trauma tumpul jika: syok ; bising usus tidak terdengar ; prolaps visera melalui
luka tusuk ; darah dalam lambung, buli-buli, rektum ; udara bebas
intraperitoneal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar