By : intan nur (indi)
Perguruan Tinggi :akper yappi sragen
Oleh: Muhammad Sowwam, S.Kep.,Ns
1.
Definisi Stres
·
Sesuatu yang mengganggu keseimbangan tubuh
karena adanya segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan jika tidak
dapat diatasi dengan baik maka akan timbul
gangguan badan ataupun gangguan jiwa ( Ilmu Kedokteran Jiwa).
·
Ketegangan, tekanan dan beban mental (KBBI)
·
Suatu keadaan subjektif yang dicirikan oleh
penghayatan secara sadar perasaan yang tidak menyenangkan, meregangkan,
mencemaskan, mengkhawatirkan atau perasaan bahwa ada sesuatu yang salah,
bahagia, malapetaka yang akan menimpa yang dirasakan/diakui secara sadar oleh
individu walaupun ia mungkin tidak (selalu) mengetahui mengapa ia begitu (apa
sumbernya) (Jacob, 1977).
·
Keadaan fungsional / mental tubuh yang terganggu
karena faktor-faktor dari luar (Kamus Kedokteran)
·
Suatu keadaan nonspesifik yang meminta
individu/seseorang untuk merespon atau ikut ambil bagian (Selye, 1976:Numerof
1983, Meivelt 1989, Lindsary Covier, 1986)
·
Stres
sebagai suatu stimulus (Lyon Werner, 1987).
Merupakan suatu
kejadian atau kumpulan keadaan yang menyebabkan suatu respon mengganggu yang
meningkatkan kerentanan individu terhadap penyakit.
·
Stres
sebagai suatu respon (Hans Selye, 1976)
Stres sebagai
respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap tuntutan yang dibuat karena
kebutuhan baik fisik maupun mental yang tidak terpenuhi.
2. Sumber-sumber Stres
·
Biologis : cacat tubuh, suhu badan, lapar,
haus.
·
Psikologis : marah, takut, cemas, pola pikir yang
labil
·
Sosial : pergaulan, interaksi
·
Spritual : pengingkaran terhadap kekuasaan
Tuhan
·
Mikrobiologi : bakteri, kuman penyakit, virus.
3. Tanda dan Gejala Stres
v
Kardiovaskuler : palpitasi, naiknya tekanan darah.
v
Muskuler : kencang pada otot
dengan atau tanpa tremor atau sakit
(sefalgi, nyeri pinggang).
v
Gastrointestinal : kerongkongan tersumbat, mual, rasa
tidak enak di lambung, diare.
v
Respiratori : sesak nafas
(hiperventilasi), rasa tercekik (dapat berakibat pusing/sinkop)
v
Genitourinaria : sering buang air kecil
v
Aotonomik :
mulut kering (produksi saliva menurun), hiperhidrosis (badan, telapak tangan,
kaki)
v
Gejala stimulasi simpatis : gemetar,
palpitasi, hiperhidrosis, muka pucat, sering BAK, sempit nafas, mulut terasa
kering, tersangkut ketika menelan.
v
Neuromuskuler : ada gerakan tic / kedutan otot sadar, contoh : sudut mata),
menggigit bibir atau jari tangan, tidak mantap duduk/berdiri, denyut jantung
cepat dan konsumsi oksigen jantung meningkat menyebabkan nyeri otot dada
v
Mental dan emosional : pelupa, sulit konsentrasi, tidak peka
perasaan, emosi labil, pemarah, mudah kesal, tersinggung, mudah takut, gangguan
tidur, gangguan makan.
v
Infeksi (imunitas turun) : pilek, herpes, sariawan, pneumonia,
bisul, jerawat, radang, amandel, infeksi saluran kencing.
v
Seks reproduktif : pada wanita mens tidak teratur/berhenti, pada pria : menurunnya
spermatogenesis (hormon gonadotropik dan testosteron turun), premature
ejaculation, impotensia.
v
Gastrointestinal : mual, muntah, konstipasi/sembelit, nafsu makan hilang, maag,
diare dengan darah dan lendir yang banyak
v
Respiratorik : TBC kambuh,
asma
v Cepat tua : stres menahun (individu tampak lebih tua
dari umurnya)
v Psikiatrik : cemas, fobia, panik, depresi
4. Respon terhadap stres
a. Respon fisiologis
1) LAS (Local Adaption Syndrom)
a.
Responnya
lokal dan tidak melibatkan seluruh sistem tubuh.
b.
Respon
adaptif berarti diperlukan stressor untuk menstimulasi
c.
Respon
jangka pendek, tidak menetap
d.
Contoh
: respon terhadap infeksi
2) GAS (General Adaption Syndrom)
a.
Reaksi alarm : tubuh memberi peringatan (terjadi peningkatan
hormon)
b. Resistensi : tanda-tanda yang muncul pada reaksi alarm akan turun menjadi normal
c. Exhaustion (kelelahan) : tubuh tidak menghasilkan energi untuk mempertahankan homeostasis.
b. Respon Psikologis
Berkaitan dengan kognitif/kejiwaan. Mekanisme
koping yang muncul adalah
1) Ego Defense Mechanism
a.
Kemampuan
untuk mempertahankan diri
b.
Mencoba
regresi/kembali pada masa lalu
c. Substitusi : mengalihkan ke orang
lain
2) Task Behavior
a.
Mencoba
menyelesaikan masalah
5. Respon fisiologis terhadap stres
·
Jika
stres dapat dipecahkan dengan segera maka respon darurat menghilang dan keadaan
fisiologis kembali menjadi normal. Jika terus terjadi maka timbul respon internal lain saat berupaya beradaptasi
dengan stres normal. Jika terus terjadi maka timbul respon internal lain saat berupaya beradaptasi dengan
stressor kronis.
·
Respon
fight or flight
Situasi stres
mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua sistem
neuroendokrin yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal.
1.
Sistem
saraf simpatis berespon terhadap impuls saraf dari hipotalamus
2.
Mengaktivasi
berbagai organ dan otot polos yang berada dibawah pengendaliannya. Sebagai
contoh ia meningkatkan kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil.
3.
Sistem
saraf simpatis menberikan sinyal ke medula adrenal.
4.
Untuk
melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah
5.
Sistem
kortek adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF, suatu zat kimia
yang bekerja pada kelenjar hipofisis yang terletak tepat di bawah hipotalamus.
6.
Kelenjar
Hipofisis selanjutnya mensekresikan hormon ACTH yang dibawa melalui aliran
darah ke korteks adrenal.
7.
Dimana
ia menstimulasi pelepasan sekelompok hormon termasuk kortisol yang
meregulasikadar gula darah.
8.
ACTH
juga memberikan sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30
hormon. Efek kombinasi berbagai hormon stres yang dibawa melalui aliran darah ditambah
aktivitas neural cabang simpatik dari sistem saraf otonomik berperan dalam
respon fight or flight.
6. Koping
a.
Usaha
kognitif dan tingkah laku untuk
mengatasi tuntutan spesifik yang berasal dari internal maupun eksternal ( Lazarus
& Folkman, 1991).
b.
Proses
yang digunakan seseorang untuk menangani stres (Pengatar Psikologi)
c.
Kegiatan
memadukan persepsi gambaran diri dan pembenaran yang diikuti oleh aktivitas
serta tingkah laku yang bermotivasi (Weissman).
d.
Aktivitas
kognitif dan motorik seseorang yang sakit, berupapersiapan dan integritasfisik
untuk menutupi fungsi refersibel yang rusak dan fungsi yang hilang.(Lipowski)
7. Mekanisme Koping
Adalah
tindakan diluar kesadaran manusia yang melindungi seseorang dalam melawan
kecemasan.
8. Bentuk-bentuk Koping
a.
Strategi
berfokus masalah
Orang dapat
memfokuskan masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi sambil menemukan
cara untuk mengubahnya atau menghindarinya . contoh : negosiasi, konfrontrasi,
memintasaran, mencari pemecahan masalah.
b.
Strategi
berfokus pada kognitif
Seseorang
akan mencoba mengkontrol sumber masalah dan menguranginya. Contoh:
membandingkan dengan positif, selective ignorance, substitution of reward,
devolution of desired object.
c.
Strategi
berfokus pada emosi.
Seseorang berkonsentrasi untuk mengendalikan emosi penyebab stres.
Contoh : penyangkalan, penolakan.
9. Pengkajian
Pengkajian
keperawatan pada klien yang mengalami stres meliputi:
1. Riwayat
penyakit ( Dahulu, Sekarang, Keluarga)
2. Pemeriksaan
fisik yang mengindikasikan stres (perubahan berat badan, kecemasan) atau stres
yang berhubungan dengan masalah kesehatan (hipertensi, dispnea)
10. Diagnosa Keperawatan
Cemas : perasaan
tidak tenang, tegang dan dibangkitkan system saraf otonom.
11. Prinsip penanganan Stres
v
Pengetahuan : pemahaman klien tentang
stressor.
v
Koping strategi efektif : Keefektifan strategi koping dan keinginan mempelajari teknik manajemen stres yang baru.
v Kemampuan
self care : kemampuan fisik, emosional, sosial, dan finansial untuk
meminimalkan stres.
v
Peran yang diharapkan : persepsi klien tentang kebutuhan kembali kepada prioritas peran.
12.
Intervensi keperawatan
Meminimalkan stres dan cemas
1. Bantu
klien untuk:
v
Menggambarkan situasi yang menyebabkan cemas dan
identifikasi tanda-tanda kecemasan
v
Menceritakan perasaan, persepsi, dan rasa takut
jika perlu.
v
Mengidentifikasi kekuatan personal.
v
Mengidentifikasi support sistem
2. Dengarkan
dengan penuh perhatian, coba pahami cara klien memandang masalahnya.
3. Bangun
situasi yang hangat dan saling percaya, rasa empati.
4. Berikan
informasi yang lengkap yang diperlukan sebelum dilakukan tindakan keperawatan
atau medis.
5. Dukung
klien untuk ikut berpadrtisipasi dalam
rencana perawatan.
6. Bantu
klien mengenal koping yang biasa dilakukan dan membedakan antara mekanisme
koping yang positif dan negatif.
7. Bantu
klien mengidentifikasi strategi baru menghadapi stres (ct: exercise, massage,
teknik relaksasi).
13. Macam – macam
stressor :
v Krisis : perubahan atau peristiwa
yang timbul mendadak dan mengguncangkan keseimbangan seseorang di luar
jangkauanpenyesuaiansehari-hari.
v Frustasi : kegagalan dalam usaha
pemuasan kebutuhan/dorongan naluri sehingga timbul kekecewaan.
v konflik : pertentangan antara dua
keinginan/dorongan.
v cemas : suatu kondisi yang tidak
menyenangkan yang dicirikan oleh perasaan tegang, khawatir yang subjektif terhadap
objek yang tidakspesifik yang dibangkitkan oleh saraf otonom.
v takut : suatu kondisi yang tidak menyenangkan yang
dicirikan oleh perasaan tegang, khawatir yang subjektif terhadap objek yang
spesifikdan dapat digambarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar