Posted By : Intan Nur K
Dosen : dr.Indra
GASTRITIS / Maag
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung dan submukosa
lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel
radang pada daerah tersebut.
Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Gastritis
akut
Merupakan
kelainan klinis akut yang kelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas.
Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan netrofil.
2.
Gastritis
Kronik
Penyebabnya
tidak jelas sering bersifat multifaktor dengan perjalanannya klinik yang
bervariasi. Kelainan ini berkaitan erat dengan infeksi H. Pylori.
Gastritis kronis disebabkan oleh operasi besar, penyakit hati yang
berat, luka bakar yang luas, obat-obatan yaitu aspirin dan obat antiinflamasi
nonstreriod.
Etiologi Gastritis Akut
Gastritis akut dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Pada
sebagian besar kasus, gastritis erosif menyertai timbulnya keadaan klinis yang
berat.
Secara makroskopik terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda.
- Jika karena stress erosi ditemukan pada korpus dan fundus.
- Jika karena AINS erosi terutama ditemukan di daerah antrum, namun dapat juga menyeluruh.
- Jika karena stress erosi ditemukan pada korpus dan fundus.
- Jika karena AINS erosi terutama ditemukan di daerah antrum, namun dapat juga menyeluruh.
Secara mikroskopik, terdapat erosi dengan regenerasi epitel, dan
ditemukan reaksi sel inflamasi neutrofil yang minimal
Patofisilogi
Aspirin adan obat antiinflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung
melalui beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat aktivitas
siklooksigenase mukosa. Siklooksigenase merupakan ensim yang penting untuyk pembentukan
prostaglandin dari asam arakidonat.
Prostaglandin mukosa merupakan salah satu faktor defensif mukosa
lambung yang amat penting.
Selain menghambat produksi prostaglandin mukosa, aspirin dan obat
antiinflamsi nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topikal. Kerusakan
topikal terjadi karena kandungan asam dalam obat tersebut bersifat korosif
sehingga dapat merusak sel-sel epithel mukosa.
Faktor Agresif dan Protektif
FAKTOR AGRESIF
- Asam lambung
- Pepsin
- AINS
- Empedu
- Infeksi virus
- H. pylory
- Bahan korosif:
asam dan basa kuat
FAKTOR DEFENSIF
- Mukus
- Bikarbonas
Mukosa
- Prostaglandin
mikrosirkulasi
Manifestasi Klinis
-
Sindrom
dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan salah satu
keluhan yang sering muncul.
-
Ditemukan
pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis melena, kemudian disusul
dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya jika dilakukan anamnesis
lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.
Diagnosis
-
Diagnosis
ditegakkan dengan pemeriksaan gastroduodenoskopi.
-
Pada
pemeriksaan ini akan tampak mukosa yang sembab,merah, mudah berdarah atau
terdapat perdaraha spontan, erosi mukosa yang bervariasi dari yang menyembuh
sampai tertutup bekuan darah dan kadang-kadang ulserasi.
-
Lesi
biasanya terdapat pada fundus dan korpus lambung.
Penatalaksanaan
GASTRITIS AKUT :
-
Pantang
minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang; ubah menjadi diet yang
tidak mengiritasi
-
Jika
gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
-
Jika
terdapat perdarahan, penatalaksanaannya serupa dengan hemoragie yang terjadi
pada saluran gastrointestinal bagian atas
-
Jika
gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan
asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor
H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
-
Jika
gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer
atau cuka yang di encerkan
-
Jika
korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi
Komplikasi
GASTRITIS AKUT :
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah
perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena,
dapat berakhir sebagai syock hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu
dibedakan dengan tukak peptik.
-
Gambaran
klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab
utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada
tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.
GASTRITIS
KRONIS
Adalah infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina propria
dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel radang kronik yaitu
limfosit dan sel plasma
ETIOLOGI GASTRITIS KRONIS :
Ulkus benigna atau maligna dari lambung yang disebabkan oleh Helicobacter pylory.
Ulkus benigna atau maligna dari lambung yang disebabkan oleh Helicobacter pylory.
-
Klasifikasi
-
Adapun
klasifikasi histologisnya adalah
1.
Gastritis
Kronis Superfisialis
apabila
dijumpai sebukan sel-sel radang kronik terbatas pada lamina propia mukosa
superfisialis dan edema yang memisahkan kelenjar-kelenjar mukosa, sedangkan
sel-sel kelenjar masih utuh
2.
Gastritis
Kronis Atrofik
sebukan
sel-sel radang kronik menyebar lebih dalam disertai disertai dengan destruksi
dan distorsi sel-sel kelenjar lebih nyata.
3.
Atrofi
Lambung
merupakan stadium akhir dari gastritis kronis dimana mukosa lambung
menjadi sangat tipis sehingga pembuluh darah terlihat saat pemeriksaan
endoskopi.
MENURUT DISTRIBUSI ANATOMISNYA:
-
Gastritis
kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut
sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang
menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan penyakit
otoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung.
-
Tipe
B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) Ini dihubungkan dengan bakteri
H. pylory, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan
dan alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung.
Etiologi
-
Gastritis
kronis dapat menimbulkan keadaan atropi kelenjar-kelenjar lambung dan keadaan
mukosa terdapat bercak-bercak penebalan berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan
(gastitis atropik). Hilangnya mukosa lambung akhirnya akan mengakibatkan
berkurangnya sekresi lambung dan timbulnya anemia pernisiosa.
-
Gastritis
atropik boleh jadi merupakan pendahuluan untuk karsinoma lambung. Gastritis
kronis dapat pula terjadi bersamaan dengan ulkus peptikum atau mungkin terjadi
setelah tindakan gastroyeyunostomi
Manifestasi Klinis
-
Kebanyakan
pasien tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri uluhati,
anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.
Komplikasi
-
Perdarahan
saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan absorpsi
vitamin B12.
Evaluasi Diagnostik
- Tipe A berkaitan dengan tidak adanya atau rendahnya kadar asam hidroklorida.
- Tipe B berkaitan dengan hiperklorida
- Gastroskopi,
gastrointestinal bagian atas, serangkaian pemeriksaan sinar-x, dan
pemeriksaan histologis. Pada pemeriksaan Endoskopi di dapatkan adanya
gambaran lesi mukosa akut dimukosa lambung berupa erosi atau ulkus dangkal
dengan tepi rata.
Penatalaksanaan
-
Modifikasi
diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
-
Farmakoterapi
meliputi 3 hal yaitu:
- Terapi tripel
- PPI +
Amoksisillin + Klaritromisin
- PPI +
Metronidazol + Klaritrimisin
- PPI +
Metronidazol + Tetrasiklin
2. Terapi Kuadripel
- PPI +
amoksisillin + Klaritromisin + Bismuth
- PPI +
Metronidazole + Klaritromisin + Bismuth
- PPI +
Metronidazole + Tetrasiklin + Bismuth
3. Terapi Dual
- PPI + Satu
antibiotik (Harus dalam dosis Tinggi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar