Senin, 04 November 2013

Trauma Abdomen / Perut



Posted : intan nur k
Dosen : dr.Indra


TRAUMA ABDOMEN

Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk

Etiologi Dan Faktor Resiko

Dibagi menjadi dua yaitu:
  1. Paksaan /benda tumpul
Disebabkan oleh: jatuh, kekerasan fisik atau pukulan, kecelakaan kendaraan bermotor, cedera akibat berolahraga, benturan, ledakan, deselarasi, kompresi atau sabuk pengaman.
2.      Trauma tembus.
Organ pada abdomen yang terkena kerusakan terbagi atas dua yaitu:
            a. Organ Padat / solid yaitu : hati, limpa dan pancreas.
            b. Organ berlubang (hollow) yaitu : lambung, usus dan kandung kemih

PATOFISIOLOGI

Patofisiologi yang terjadi berhubungan dengan terjadinya
trauma abdomen adalah :
-          Terjadi perpindahan cairan berhubungan dengan kerusakan pada jaringan, kehilangan darah dan shock.
-          Perubahan metabolic dimediasi oleh CNS dan system makroendokrin, mikroendokrin.
-          Terjadi masalah koagulasi atau pembekuan dihubungkan dengan perdarahan massif dan transfuse multiple
-          Inflamasi, infeksi dan pembentukan formasi disebabkan oleh sekresi saluran pencernaan dan bakteri ke peritoneum
-          Perubahan nutrisi dan elektrolit yang terjadi karena akibat kerusakan integritas rongga saluran pencernaan.


LIMFA
            Merupakan organ yang paling sering terkena kerusakan yang diakibatkan oleh trauma tumpul. Sering terjadi hemoragi atau perdarahan masif yang berasal dari limpa yang ruptur sehingga semua upaya dilakukan untuk memperbaiki kerusakan di limpa.

LIVER

Karena ukuran dan letaknya, hati merupakan organ yang paling sering terkena kerusakan yang diakibatkan oleh luka tembus dan sering kali kerusakan disebabkan oleh trauma tumpul. Hal utama yang dilakukan apabila terjadi perlukaan dihati yaitu mengontrol perdarahan dan mendrainase cairan empedu.

Esofagus bawah dan lambung

Kadang-kadang perlukaan esofagus bawah disebabkan oleh luka tembus. Karena lambung fleksibel dan letaknya yang mudah berpindah, sehingga perlukaan jarang disebabkan oleh trauma tumpul tapi sering disebabkan oleh luka tembus langsung
Pankreas dan duodenum

Walaupun trauma pada pankreas dan duodenum jarang terjadi. Tetapi trauma pada abdomen yang menyebabkan tingkat kematian yang tinggi disebkan oleh perlukaan di pankreas dan duodenum, hal ini disebabkan karena letaknya yang sulit terdeteksi apabila terjadi kerusakan.

TANDA DAN GEJALA

  1. NYERI
Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.
2.      Darah dan cairan
Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium yang disebabkan oleh iritasi
3.      Cairan atau udara dibawah diafragma
Yang disebabkan oleh nyeri dibahu adalah :
a.       Kehr’s sign
Nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada saat pasien dalam posisi rekumben
b. Mual dan muntah
c. Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah)

Pemeriksaan Diagnostik
l.  Foto thoraks
            Untuk melihat adanya trauma pada thorax.
2.  Pemeriksaan darah rutin
            Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi perdarahan terus menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak kemungkinan ruptura lienalis. Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pada hepar.
3.  Plain abdomen foto tegak
            Memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas retroperineal dekat duodenum, corpus alineum dan perubahan gambaran usus
4.  Pemeriksaan urine rutin
            Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri. Urine yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital.
5.  VP (Intravenous Pyelogram)
            Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma pada ginjal.
6.  Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)
            Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi DPL ini hanya alat diagnostik. Bila ada keraguan, kerjakan laparatomi (gold standard).
Indikasi untuk melakukan DPL sbb.:
• Nyeri Abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya
• Trauma pada bagian bawah dari dada
• Hipotensi, hematokrit turun tanpa alasan yang jelas
• Pasien cedera abdominal dengan gangguan kesadaran (obat,alkohol, cedera otak)
• Pasien cedera abdominal dan cedera medula spinalis (sumsum tulang belakang)
• Patah tulang pelvis
Kontra indikasi relatif melakukan DPL sbb.:
• Hamil
• Pernah operasi abdominal
• Operator tidak berpengalaman
• Bila hasilnya tidak akan merubah penata-laksanaan
7. Ultrasonografi dan CT Scan
            Bereuna sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan disangsikan adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum.

Pemeriksaan khusus
A)     Abdominal paracentesis
Untuk menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritoneum.
Jika ditemukan lebih dari 100.000 eritrosit/mm dalam larutan NaCl yang keluar dari rongga peritoneum setelah dimasukkan 100–200 ml larutan NaCl 0.9% selama 5 menit, merupakan indikasi untuk laparotomi.
B)     Pemeriksaan laparoskopi
Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk mengetahui langsung sumber penyebabnya

PENATALAKSANAAN
-          Penatalaksanaan kedaruratan ; ABCDE.
-          Pemasangan NGT untuk pengosongan isi lambung dan mencegah aspirasi.
-          Kateter dipasang untuk mengosongkan kandung kencing dan menilai urin yang keluar (perdarahan).
-          Pembedahan/laparatomi (untuk trauma tembus dan trauma tumpul jika: syok ; bising usus tidak terdengar ; prolaps visera melalui luka tusuk ; darah dalam lambung, buli-buli, rektum ; udara bebas intraperitoneal)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar